Rupiah Menguat Rp 14.232 Terimbas Aksi Window Dressing Akhir Tahun

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Pegawai menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021).
22/12/2021, 09.46 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,25% ke level Rp 14.268 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Rupiah diramal bisa ikut menguat terimbas aksi window dressing di pasar saham sekalipun kekhawatiran Omicron masih tinggi.

Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan penguatan ke RP 14.232 per dolar AS pada pukul 09.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Rp 14.304.

Mayoritas mata Uang Asia lainnya juga menguat pagi ini. Dolar Singapura 0,04%, dolar Taiwan 0,01%, won Korea Selatan 0,18%, peso Filipina 0,02%, rupee India 0,41% ringgit Malaysia 0,07%.  Yen Jepang satu-satunya yang melemah sebesar 0,02%,  sedangkan ringgit Malaysia, yuan Cina dan dolar Hong Kong kompak stagnan.

Analis pasar uang Ariston Tjendra optimistis rupiah akan kembali menguat ke arah Rp 14.270 dengan potensi pelemahan di kisaran Rp 14.350 per dolar AS. Rupiah bisa menguat sekalipun risiko penyebaran varian baru Omicron masih membayangi.

"Aksi window dressing para manajer investasi menjelang akhir tahun kemungkinan yang menjadi pendorong kenaikan harga aset-aset berisiko kemarin," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Rabu (22/12).

Window dressing merupakan strategi mempercantik portofolio investasi yang dilakukan perusahaan maupun manajer investasi sehingga kinerja pasar saham biasanhya positif. Aksi ini umumnya dilakukan di penghujung tahun sebelum tutup buku.

Tanda-tanda window dressing ini mulai terlihat dari indeks saham utama Amerika Serikat dan Eropa kompak menghijau pada penutupan semalam. Dow Jones Industrial Average menguat 1,6% , S&P 500 juga naik 1,78% serta Nasdaq Composite yang melompat 2,4%. Di Eropa, indeks FTSE 100 Inggris dan CAC 40 Perancis kompak menguat 1,38% bersama DAX Jerman 1,36% dan IBEX 35 Spanyol 1,76%.

Indeks saham Asia juga terpantau menguat pagi ini. Nikkei 225 Jepang menguat 0,11%, Shanghai SE Composite 0,03%, Hang Seng Hong Kong 1,03%, Kospi Korea Selatan 0,42%, Nifty 50 India menguat 0,94%, Taiex Taiwan 0,29% dan Starit Times Singapura 0,21%.

Aristin juga mengatakan sentimen positif ke rupiah yang terjadi kemarin juga dipengaruhi optimisme terhadap penanganan pandemi di dalam negeri. Sentimen ini diperkirakan masih akan bertahan hari ini yang kemudian mendorong penguatan pada rupiah.

"Di Indonesia sendiri, pemerintah tidak menerapkan pembatasan yang ketat seperti di awal penularan varian Delta," kata dia.

Berbeda dari Ariston, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan rupiah akan berbalik melemah hari ini di kisaran RP 14.398 dengan potensi penguatan di RP 14.343 per dolar AS. Rupiah akan kembali tertekan seiring kekhawatiran Omicron yang masih tinggi.

"Penguatan kemarin juga lebih karena factor global, yaitu nilai tukar dolar yang melemah terhadap negara lain, sedikit terkoreksi karena faktor teknikal," kata Rully kepada Katadata.co.id.

Meskipun diklaim bergejala ringan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa varian baru ini menular lebih cepat dibandingkan Delta. Selain itu, varian ini juga bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi atau yang telah pulih dari Covid-19.

Sementara dari dalam negeri masih belum banyak perkembangan rilis data ekonomi yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar. "Prospek ekonomi yang lebih baik diharapkan bisa menopang Rupiah, seperti yang disampaikan oleh Menteri Keuangan kemarin," kata Rully.

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir ini bisa di atas 5%. Hal ini didukung akselerasi pemulihan baik dari sisi konsumsi maupun investasi yang semakin kuat di tiga bulan terakhir setelah pada kuartal ketiga lalu sempat melambat karena penyebaran varian Delta.

Reporter: Abdul Azis Said