Pemerintah berencana membangun sistem antirudal di ibu kota baru yang akan berlokasi di Kalimantan. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) mengatakan, sistem antirudal itu akan secanggih yang saat ini digunakan di Amerika Serikat.
"Di masa depan ibu kota negara akan dibangun suatu sistem yang kami namakan ISTAR (intelligence, surveillance, target acquisition and reconnaissance), bertumpu pada radar dan rudal pengaman ibu kota," kata Direktur Pertahanan dan Keamanan Bappenas Bogat Widyatmoko dalam Konsultasi Publik RUU Ibu Kota Negara, Selasa (28/12).
Ia menjelaskan, sistem ini dipersiapakan karena ketahanan ibu kota paling rentan dari serangan dari udara, baik rudal hipersonik maupun drone combat atau unmanned combat aerial vehicle (UCAV). Oleh karena itu, Bappenas telah menyiapkan pertahanan udara yang berlapis.
Pemerintah, menurut dia, akan menerapkan sistem radar dengan titik jangkauan luas dan titik jangkauan yang lebih sempit. Sistem pertahanan untuk jangkauan luas akan bertumpu pada pesawat tempur.
"Untuk titik pertahan terakhir atau jangkauan sempit akan dipasang rudal pengaman ibu kota, sehingga ketika ada serangan rudal hipersonik yang lolos dari radar merah atay jangkauan luas, kita harap denga sistem terminal seperti yang sekarang dipasang di Washington DC itu bisa dapat tertanggulangi," kata Bogat.
Rencana pemasangan sistem antirudal canggih tersebut adalah bentuk pembelajaran atas peristiwa 11 September 2001 atau peristiwa 9/11. Saat itu, pemerintah Amerika Serikat belum memiliki rudal pengaman ibu kota, baik untuk melindungi Washigton DC maupun New York. Negeri paman sam kemudian bekerja sama denganNorwegia membangun sistem antirudal canggih, teknologi ini yang juga akan diadopsi di ibu kota baru nanti.
Bogat mengatakan, pemerintah juga mempersiapkan sistem gerbang maritim virtual di sepanjang Selat Makassar. Sistem ini untuk mendeteksi pergerakan orang dan barang baik di permukaan maupun di bawah laut. Sistem ini akan dipasang dari titik paling utara hingga paling selatan Selat Makassar.
"Hal ini karena Selat Makassar itu berdasarkan peta batimetri dan peta parairan laut adalah wilayah yang sangat rawan dan ideal untuk melepaskan baik rudal maupun serangan bawah air," kata dia.
Berbagai sistem keamanan udara dan laut tersebut dipersiapkan karena posisi ibu kota baru memiliki beberapa risiko. Ibu kota yang berlokasi di Kalimantan Timur itu berdekatan dengan ALKI II dan Check point untuk masuk ke Indonesia melalui jalur laut.
Selain itu, dari udara juga mendekati Flight Information Region (FIR) negara Tetangga yakni Malaysia, Singapura dan Filipina. Posisi ibu kota baru nanti juga berada dalam radius jelajah ICBM dan rudal hipersonik negara tertentu.
"Yang tidak kalah penting, ibu kota negara nanti akan berdekatan dengan terrorist transit triangle Sulu, Sabah dan Poso," kata Bogat.
Bappenas sebelumnya mengungkap rencana pemindahan ibu kota baru akan dimulai tahun 2024. Rencana pemindahan tersebut sudah dimasukkan dalam Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) yang kini tengah dalam pembahasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).