Penerimaan negara dari Badan Layanan Umum (BLU) pada tahun lalu berhasil mencapai 214% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Meski demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi peringatan agar tidak terlena karena pencapaian tersebut tak menggambarkan kualitas kinerja.
Penerimaan dari BLU mencapai Rp 126,02 triliun pada tahun lalu. Sri Mulyani mengatakan, setoran dari BLU ini mencapai hampir sepertiga dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta berhasil tumbuh 80,85% secara tahunan.
Bendahara negara itu mengatakan, kinerja moncer dari penerimaan BLU tersebut terutama yang disumbangkan dari bidang kesehatan dan komoditas kelapa sawit. Selama pandemi, sektor kesehatan yang meraup untung paling besar. Sedangkan penerimaan BLU kelapa sawit yang tinggi berkat kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil/CPO.
"Jadi jangan terlalu terlena dengan angka pertumbuhan yang besar, karena pertumbuhan itu apakah sifatnya hanya shock sementara atau merupakan hasil kinerja yang memang benar-benar menunjukkan prestasi," kata Sri Mulyani dalam acara Rakor BLU 2022, Rabu (30/3).
Selain mensyukuri pencapaian, Sri Mulyani mendorong BLU tetap kritis dengan diri sendiri. Perlu melihat apa yang menjadi catatan di balik kinerja positif penerimaan tersebut.
Karena itu, Sri Mulyani juga meminta agar dalam kontrak kerja, BLU bisa memisahkan antara unsur-unsur eksogen shock dan dorongan internal. Unsur eksogen ini maksudnya hal-hal eksternal yang mendorong hasil kinerja BLU tersebut, sementara dorongan internal inilah yang yang menggambarkan hasil kinerja nyata BLU.
"Menangani shock juga merupakan hasil karya, tetapi tidak boleh hanya direduksi dan dalam hal ini ditunjukkan dalam headline angka-angka yang kelihatannya muncul di permukaan tapi tidak betul-betul mencerminkan kualitas dari organisasi," kata Sri Mulyani.
Ia mengingatkan kepada para pimpinan dan dewan pengawas BLU untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Menurutnya, setiap gejolak termasuk selama pandemi ini tentu akan membuat BLU makin kuat. Karena itu, ia ingin pandemi yang kini sudah berjalan dua tahun tidak berlalu begitu saja. Ia mendorong transformasi BLU lebih lanjut, salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi.
"Saya selalu mengingatkan untuk melindungi masyarakat, memulihkan ekonomi dan menjaga kesehatan BLU itu sendiri," kata Sri Mulyani.