Konsumsi Kuat, Kemenkeu Ramal Ekonomi Kuartal II Tumbuh di Atas 5%

ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Ilustrasi. Kementerian Keuangan melihat, permintaan akan meningkat karena konsumsi masyarakat sempat tertahan selama dua tahun pandemi.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
4/4/2022, 13.42 WIB

Kementerian Keuangan optimistis pertumbuhan ekonomi kuartal II masih akan kuat sekalipun tidak akan setinggi periode yang sama tahun lalu. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu memperkirakan ekonomi mampu tumbuh di atas 5% ditopang peningkatan konsumsi masyarakat seiring momentum Ramadan dan Lebaran.

Febrio menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2021 mencapai 7,1% karena low base effect dari kuartal II 2020. Ekonomi kuarta II 2020, menurut dia, sebenarnya masih di bawah level 2019 meski tumbuh tinggi. Sementara pada kuartal II 2022, ia menilai ekonomi sulit untuk kembali tumbuh di atas 7%. 

"Tapi apakah bisa tumbuh di atas 5% ini peluangnya cukup besar karena kita punya pent-up demand. Masyarakat punya banyak uang di bank, mereka sudah lama tidak beli kulkas, handphone, tidak jalan-jalan, sehingga kenaikan permintaan sangat besar," kata Febrio dalam diskusi Indonesia Macroeconomic Updates 2022, Senin (4/4).

Febrio mengatakan, permintaan akan meningkat karena konsumsi masyarakat sempat tertahan selama dua tahun pandemi. Masyarakat tak banyak konsumsi, maka dananya ditumpuk di bank. Tabungan tersebut yang kemudian akan dibelanjakan tahun ini. Di samping itu, peningkatan konsumsi ini juga akan dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas.

"Di tahun-tahun sebelumnya pada 2011 dan 2012 ketika harga komoditas itu tinggi, belanja masyarakat juga tinggi. Ini yang menjadi optimisme kita bahwa kuartal II akan cukup kuat," ujarnya.

Bukan hanya itu menurut Febrio, konsumsi masyarakat juga akan meningkat berkat pencairan gaji Ke 13 dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang jatuh pada kuartal II. 

Meski demikian, ia  menekankan,  optimisme tersebut bisa direalisasikan jika pandemi juga tetap terkendali. Febrio pun mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan demi menekan jumlah kasus serta mendorong akselerasi vaksinasi.

Ia mengatakan, optimisme pertumbuhan ekonomi kuartal II juga akan didorong oleh pemulihan komponen pembentuk Produk Domestik bruto (PDB) lainnya. Menurut dia, ekspor masih kuat dengan surplus neraca dagang yang saat ini sudah berjalan 22 bulan beruntun. Selain itu, investasi juga kuat tercermin dari PMI Manufaktur yang masih ekspansi.

Febrio juga memastikan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 tumbuh di kisaran 5%, jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu yang masih terkontraksi. Perekonomian di awal tahun ini berhasil tumbuh positif sekalipun dihadapkan pada lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

Senada dengan Febrio, ekonom senior yang juga pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ( FEB UI) Chatib Basri melihat pertumbuhan ekonomi di periode April-Juni tentu tidak akan setinggi tahun lalu. Meski demikian, ia tidak ragu bahwa perekonomian bisa tumbuh semakin kuat.

"Pemulihan itu akan sangat tergantung mobilitas, kalau mobilitasnya kembali aktivitas ekonominya more or less akan kembali, jadi saya nggak akan terlalu khawatir soal pertumbuhan ekonomi kuartal II, kemudian ekspor dan konsumsinya juga relatif kuat," kata Chatib.

Reporter: Abdul Azis Said