Survei Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada bulan Juni akan turun seiring berakhirnya momentum Ramadan dan lebaran. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) pada Juni tercatat 154,1, menurun dibandingkan indeks Mei sebesar 157,8 poin.
"Penurunan penjualan pada Juni diperkirakan karena normalisasi aktivitas masyarakat pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri sehingga menurunkan permintaan masyarakat," demikian tertulis dalam laporan BI, Kamis (12/5).
IEP untuk enam bulan ke depan juga turun. IEP September tercatat sebesar 153, lebih rendah dibandingkan indeks untuk Agustus yang diperkirakan 155,1 poin. Penurunan ini dipengaruhi keadaan musim atau cuaca yang kurang mendukung. Kondisi ini merupakan pembalikan setelah penjualan eceran Agustus diperkirakan menguat signifikan karena banyaknya program diskon saat hari Kemerdekaan RI.
Sementara dari sisi harga, tekanan inflasi pada Juni dan September diperkirakan turun sejalan dengan penurunan IEP. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni tercatat 135,6 atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 141,3 poin. Penurunan ekspektasi ini sejaan dengan perkirakan kembali normalnya harga usai lebaran. Sementara IEH pada September turun dari 132,4 menjadi 129,8 sejalan dengan pasokan yang berlebih dan distribusi yang lancar.
Dalam laporan tersebut, BI juga melaporkan kinerja penjualan eceran terindikasi tumbuh positif selama kuartal I 2022. Indeks penjualan eceran meningkat 12,5% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan kuartal IV 2021 sebesar 10,4%.
Peningkatan tersebut didorong oleh perbaikan penjualan mayoritas kelompok barang. Peningkatan terutama pada penjualan bahan bakar kendaraan bermotor, sub kelompok sanda, suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman dan tembakau yang tumbuh positif dan meningkat.
"Kinerja ini sejalan dengan pelonggaran PPKM sehingga mendorong aktivitas masyarakat, persiapan bulan Ramadan serta low base effect," kata BI.
Penjualan untuk bahan bakar kendaraan bermotor tumbuh 53,1%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 33,7% maupun dibandingkan kuartal I 2021 yang terkontraksi 10,5%. Penjualan makanan, minuman dan tembakau tumbuh 20,3% , lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 19,2%.
Penjualan suku cadang dan aksesori yang akhir tahun lalu masih negatif pada awal tahun ini sudah tumbuh positif 1,9%. Hal yang sama pada kinerja penjualan sandang, sudah berbalik positif ke 7,4% dari kuartal IV 2021 yang masih negatif 3%.
Beberapa penjualan barang masih terkontraksi secara YOY tetapi sudah menunjukkan perbaikan seperti penjualan peralatan informasi dan komunikasi, barang budaya dan rekreasi, serta jenis barang lainnya. Sementara penjualan perlengkapan rumah tangga lainnya terkontraksi makin dalam sebesar 20,7%.