Fitch Peringatkan Tiga Risiko Mengintai Ekonomi Indonesia Tahun Ini

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Ilustrasil. Fitch mengingatkan, ada tiga risiko yang membayangi pertumbuhan ekonomi domestik yang berasal dari lingkungan eksternal.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
29/6/2022, 11.32 WIB

Lembaga pemeringkatan Fitch Ratings memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 5,6% seiring pemulihan pada aktivitas ekonomi, khususnya di sektor jasa. Namun, pemulihan ekonomi tahun ini dibayangi oleh tiga risiko eksternal, yakni kenaikan inflasi global, kenaikan suku bunga, dan perlambatan di Cina.

Proyeksi Fitch mengindikasikan bahwa pertumbuhan tahun ini akan lebih tinggi dari tahun lalu sebesar 3,7%. Pertumbuhan lebih kuat diperkirakan berlanjut pada tahun depan sebesar 5,8%.

"Pemulihan tersebut juga didukung oleh ekspor neto yang kuat, termasuk dampak dari kenaikan harga komoditas. Ekspor Indonesia naik 43% dalam 12 bulan hingga Mei 2022 dari tahun sebelumnya," dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (28/6).

Fitch mengingatkan, ada tiga risiko yang membayangi pertumbuhan ekonomi domestik yang berasal dari lingkungan eksternal. Tekanan inflasi global dan potensi pertumbuhan yang lebih lambat, termasuk di Cina memberi risiko terhadap ekonomi domestik. Pengetatan moneter yang lebih agresif juga dapat mengganggu pemulihan.

Sejumlah bank sentral dunia kini mulai mengerek bunga acuannya. The Fed diramal kembali menaikkan bunga 50-75 bps pada pertemuan bulan depan setelah mengerek 75 bps pada pertemuan bulan ini. Bank sentral Eropa (ECB) juga berencana menaikkan bunga 25 bps bulan depan. Kenaikan bunga tersebut memicu kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi ekonomi.

Meski demikian, Fitch melihat prospek ekonomi jangka menengah domestik masih kuat. Pertumbuhan ekonomi masih akan tinggi sebesar 5,8% pada tahun 2024. Kegiatan ekonomi akan menerima dorongan dalam jangka menengah dari penerapan Omnibus Law tentang Penciptaan Lapangan Kerja. Beleid ini disebut dapat membantu mengurangi dampak jangka panjang hambatan investasi.

"Belanja infrastruktur juga kemungkinan akan berlanjut setelah pemilihan presiden, yang dijadwalkan pada Februari 2024, termasuk untuk pembangunan ibu kota baru, Nusantara di Kalimantan Timur," kata Fitch.

Sementara itu, perkiraan inflasi tahun ini masih akan di dalam rentang target bank sentral di 3,3% meskipun ada risiko lebih tinggi. Kebijakan fiskal disebut telah menjadi instrumen utama yang menahan tekanan harga. Dengan perkiraan tersebut, bunga acuan BI diperkirakan naik 50 bps pada tahun ini dan kenaikan 100 bps lagi tahun depan.

"Ini untuk membatasi spread suku bunga BI dengan The Fed dan menghindari depresiasi rupiah yang tajam," tulis laporan tersebut.

Lembaga pemeringkat lainnya, S&P Global Ratings memperkirakan ekonomi RI tumbuh 5,1% pada tahun ini. Pemulihan permintaan domestik masih berjalan meski inflasi diramal melampaui batas atas target bank sentral dan menyentuh 4,1%.



Reporter: Abdul Azis Said