Bank Indonesia (BI) kembali memberikan sinyal kenaikan bunga acuan di tengah tekanan inflasi yang mulai meningkat dan kenaikan suku bunga global. Pasar tengah menanti langkah yang akan diambil BI pada pertemuan kebijakan yang akan digelar pekan depan.
BI saat ini adalah satu dari sedikit bank sentral global yang masih mempertahankan suku bunga acuan. Bunga BI saat ini sebesar 3,5% adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menegaskan bahwa bauran kebijakan bank sentral saat ini ditujukan untuk menjaga stabilitas makro. Di sisi lain, instrumen kebijakan BI diarahkan untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi dan menavigasi ekonomi dan keuangan digital.
"BI akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi, dan siap untuk menyesuaikan suku bunga jika ada tanda-tanda inflasi inti yang lebih tinggi terdeteksi," kata dia dalam acar side event G20 Jalur Keuangan-Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery, Rabu (13/7).
BI memang sudah berulang kali mempertegas komentarnya soal rencana kenaikan bunga acuan yang bergantung pada kondisi inflasi secara fundamental. Meskipun inflasi meningkat, kenaikan ini didorong oleh kelompok harga yang bergejolak dimana harga-harga komoditas global masih bertahan tinggi.
"Namun inflasi inti tetap berada dalam kisaran sasaran Bank Indonesia yaitu 3% plus minus 1%," kata Juda.
Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni mencapai 4,35% secara tahunan, di atas target bank sentral di 4%. Inflasi secara bulanan juga meningkat dari 0,4% menjadi 0,6%. Namun, inflasi inti secara tahunan masih di bawah titik tengah target di 2,63%, dan secara bulanan turun menjadi 0,19% dari bulan sebelumnya 0,23%.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan, BI masih akan mempertahankan bunga acuannya di level 3,5% dengan tingkat inflasi inti bulan Juni tersebut. Ia mengatakan BI baru akan mengerek suku bunga kebijakannya saat inflasi inti mencapai titik tengah target di 3%.
"Kalau BI konsisten dengan fokusnya dalam menunggu inflasi inti naik, kami melihat bunga masih akan di tahan bulan ini," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (5/7).
Inflasi inti diperkirakan naik ke atas 3% pada agustus mendatang. Hal ini didorong oleh pemulihan ekonomi yang terus berlanjut. Oleh karena itu, ia memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga paling cepat pada bulan depan.
Berbeda dengan Irman, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat BI bakal mengerek bunga pada pertemuan bulan ini sekalipun inflasi inti belum naik signifikan. Bunga acuan diramal naik 25 bps menjadi 3,75% pada bulan ini.
"Biasanya kebijakan moneter itu forward looking, bukan melihat kondisi sekarang, tapi bagaimana 6-12 bulan ke depan," kata dia kepada Katadata.co.id
Ia memperkirakan, inflasi inti akan menyentuh level 3% bulan depan. Kenaikan diramal berlanjut karena sejumlah faktor. Permintaan agregat terus menguat, kredit juga diperkirakan tumbuh hingga dua digit pada tahun ini.