Pertemuan Sri Mulyani dan Menkeu AS di Bali Bahas Sanksi Minyak Rusia

ANTARA FOTO/POOL/Nyoman Budhiana/hp.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) berbincang dengan Secretary of the Treasury Amerika Serikat Janet Yellen dalam pertemuan bilateral yaitu rangkaian Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
19/7/2022, 18.14 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen bertemu di Bali pekan lalu. Keduanya, antara lain membahas rencana AS memberikan sanksi terhadap minyak Rusia berupa penerpaan price cap alias batas harga.

Sri Mulyani dan Yellen bertemu di sela-sela pertemuan tingkat menteri keuangan G20 di Bali pada akhir pekan lalu. Dalam keterangan resminya, Yellen menekankan pentingnya pembatasan harga minyak Rusia untuk menekan pendapatan militer presiden Putin sekaligus meredam dampak perang terhadap harga gas dan energi yang disebut bukan hanya membebani Amerika tetapi juga Indonesia. Namun, Sri Mulyani tidak menyebut apakah Indonesia akan turut serta dalam rencana itu.

Bendahara negara itu mengatakan, Yellen dalam pertemuan tersebut menjelaskan rencana AS untuk mengenakan sanksi ke minyak Rusia. Namun, pembicaraan tersebut baru sebatas mekanisme, desain, dan implikasinya.

"Untuk Indonesia, kami mendengarkan apa yang disampaikan, melihat dan mengkaji bagaimana implikasinya, kami juga melihat ini akan sangat berpengaruh pada negara  yang menghasilkan energi minyak dan dari sisi pembelinya," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Selasa (19/7).

Kenaikan harga energi telah membebani banyak negara di dunia. Tekanan inflasi juga meningkat di sebagian besar negara karena kenaikan harga energi, di samping juga karena lonjakan harga pangan. Walhasil, lonjakan inflasi memaksa banyak bank-bank sentral dunia memperketat moneter.

Energi juga telah menjadi salah satu komoditi yang memperburuk persaingan geopolitk. Situasi ini menurutnya turut memperburuk perekonomian dunia yang memang sudah sulit.

"Jadi upaya untuk bisa mende-eskalasi ketegangan yang kemudian menciptakan berbagai isu mengenai harga energi perlu kita selesaikan atau kita ingin segera di turukan tensinya, untuk itu apapun yg dilakukan ya silahkan," kata Sri Mulyani.

Dia sebelumnya juga menjelaskan bahwa rencana pengenaan price cap terhadap minyak Rusia tersebut hanya dibahas dalam pertemuan bilateral kedua negara. Topik tersebut tak dibahas dalam lertemuan tingkat mentero G20,  negara undangan dan organislasi multilateral di Bali pekan lalu.

Reporter: Abdul Azis Said