Ekonomi RI Diramal Tumbuh 5,2% pada 2023 di Tengah Risiko Resesi Dunia

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.
Ilustrasi. DBS memperkirakan, ekonomi Indonesia pada tahun ini tumbuh 4,8%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
26/7/2022, 22.30 WIB

Bank DBS memperkirakan ekonomi Indonesia pada tahun depan berpotensi lebih tinggi dibandingkan tahun ini meski dibayangi risiko resesi ekonomi global. Kinerja ini ditopang oleh ekspor yang masih tinggi, biaya pinjaman yang murah, hingga konsumsi yang masih kuat.

"Dari perspektif DBS, kami melihat angka pertumbuhan 5%-5,2% dapat dicapai jika semua faktor terjadi," kata Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao dalam diskusi dengan wartawan, Selasa (26/7).

Ia memperkirakan ekonomi pada tahun depan lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang akan mencapai 4,8% karena sejumlah faktor. Pertama, perdagangan tahun depan masih akan kuat ditunjukkan oleh ekspor yang tinggi. 

Surplus neraca dagang sudah berlangsung selama lebih dari dua tahun terakhir. Ekspor yang lebih tinggi dari impor diperkirakan masih berlanjut tahun depan dan mendukung pertumbuhan.

Kedua, biaya pinjaman lebih rendah. Bank Indonesia sampai saat ini juga masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan rendah di level 3,5% meski pasar mulai berekspktasi bahwa bank sentral siap mengerek bunga di tengah risiko kenaikan inflasi.

"Biaya pinjaman rendah sehingga bisnis lebih optimistis, mereka dapat berinvestasi juga melalui investasi modal yang lebih tinggi," kata Rao.

Investasi merupakan salah satu komponen terbesar dalam basket perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB) setelah konsumsi rumah tangga. Investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh 4,1% pada kuartal pertama tahun ini dengan kontribusi 30,4% terhadap nilai PDB.

Ketiga, kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan juga masih akan berlanjut tahun depan. Pemerintah dalam dua tahun terakhir telah memberikan sejumlah dukungan bagi dunia usaha. Salah satunya, diskon perpajakan untuk mendukung perekonomian.

Keempat, konsumsi diperkirakan masih akan tinggi tahun depan. Hal ini didukung oleh pandemi yang masih terkendali. Inflasi yang terus dipantau sehingga tidak naik signifikan bisa menjaga kinerja konsumsi.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan dalam RAPBN 2023 di rentang 5,3%-5,9%. Bank Dunia memperkirakan perekonomian tahun depan tumbuh di kisaran 5,3%. Namun, Bank Dunia menyebut kondisi ekonomi global, seperti tekanan inflasi, penurunan permintaan ekspor, dan pembiayaan eksternal yang ketat berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7%.

Reporter: Abdul Azis Said