Cina Akan Gelontorkan Tambahan Stimulus Rp 2.164 T Dongkrak Ekonomi

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Ilustrasi. Ekonomi Cina diperkirakan tumbuh di bawah 4% pada tahun ini.
Penulis: Agustiyanti
25/8/2022, 16.59 WIB

Cina meningkatkan anggaran stimulus mencapai 1 triliun yuan atau sekitar Rp 2.164 triliun untuk mendongkrak perekonomian yang lesu akibat kejatuhan sektor properti dan pembatasan ketat untuk menahan penyebaran Covid-19. Stimulus ekonomi ini akan berfokus pada infrastruktur. 

Dewan Negara, Kabinet China, menguraikan paket kebijakan 19 poin pada Rabu (24/8). Kebijakan ini termasuk anggaran tambahan sebesar 300 miliar yuan,  yang dapat diinvestasikan oleh bank kebijakan negara dalam proyek infrastruktur. Pemerintah daerah akan memperoleh 500 miliar yuan obligasi khusus dari kuota yang sebelumnya tidak terpakai.

Pada pertemuan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Keqiang, Dewan Negara berjanji untuk menggunakan stimulus secukupnya untuk menopang perekonomian. Kondisi ekonomi Cina saat ini relatif suram, sedangkan gejolak pada pasar keuangan dapat sedikit diredam.  

Imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun naik 2 basis poin menjadi 2,65%. Indeks saham CSI 300 Cina juga naik sebanyak 0,6%, sebelum memangkas kenaikan menjadi 0,3%.

Ekonom Goldman Sachs Group Inc. mengatakan langkah-langkah stimulus yang diumumkan Cina tidak cukup untuk mengangkat tingkat pertumbuhan keseluruhan dari 3% yang mereka proyeksikan.

“Kami mendapatkan pelonggaran, tetapi itu tidak cukup cepat untuk mengimbangi laju penurunan ekonomi yang lebih luas,” kata Andrew Tilton, kepala ekonom untuk Asia Pasifik di Goldman Sachs, dalam sebuah wawancara di Bloomberg TV.

Dewan Negara juga mengatakan ekonomi tidak akan dibanjiri dengan stimulus yang berlebihan untuk menjaga pertumbuhan dalam jangka panjang. 

"Pertemuan itu mengirim sinyal bahwa jangan mengharapkan stimulus tambahan besar-besaran," ujar Bruce Pang, kepala penelitian dan kepala ekonom untuk Greater China di Jones Lang LaSalle Inc.

Kemerosotan properti dan pembatasan Covid-19 telah menyulitkan Cina mencapai target pertumbuhan sebesar 5,5%.  Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan Cina akan berada di bawah 4% pada tahun ini.

Beberapa analis mengatakan, tambahan 500 miliar yuan obligasi khusus pemerintah daerah tahun ini lebih kecil dari yang diperkirakan beberapa analis. 

Pemerintah daerah telah mempercepat penerbitan obligasi mereka  yang merupakan sumber utama untuk investasi infrastruktur  pada tahun ini. Pemerintah daerah Cina telah menggunakan sebagian besar dari 3,65 triliun yuan dari kuota resmi yang ditetapkan awal tahun ini.

Ke-19 langkah tersebut muncul setelah beberapa langkah stimulus baru-baru ini: bank kebijakan telah mengalokasikan total 1,1 triliun yuan pembiayaan untuk proyek infrastruktur sejak Juni; bank sentral memberikan kejutan penurunan suku bunga 10 basis poin minggu lalu; dan pada bulan Mei, Beijing mengumumkan sekitar 1,9 triliun yuan langkah-langkah dukungan dalam paket kebijakan 33 poin, termasuk menargetkan usaha kecil.

Dewan Negara pada hari Rabu juga berjanji untuk menyetujui sejumlah proyek infrastruktur. Otoritas lokal didorong untuk menggunakan kebijakan kredit khusus kota untuk mendukung permintaan perumahan yang wajar, katanya.

Di tengah krisis energi yang dipicu oleh kekeringan, dukungan juga diarahkan kepada perusahaan pembangkit listrik milik negara, yang akan diizinkan untuk menjual obligasi 200 miliar yuan. Sekitar 10 miliar yuan subsidi lainnya akan ditawarkan ke sektor pertanian.

Dewan Negara juga berjanji untuk terus menurunkan biaya pembiayaan dan memperkenalkan langkah-langkah untuk mendukung pengembangan bisnis swasta dan perusahaan platform.