Bank Indonesia memperkirakan inflasi domestik bulan ini berdasarkan perkembangan harga hingga pekan kedua melonjak 0,77% secara bulanan akibat kenaikan harga BBM. Kondisi indeks harga konsumen ini berbalik dibandingkan bulan lalu yang mencatatkan 0,21%.
"Berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu kedua September 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu kedua September 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,77% secara bulanan," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/9).
Erwin menyebut komoditas utama penyumbang inflasi sampai pekan kedua bulan ini, yakni bensin dengan inflasi 0,66% secara bulanan. Pemerintah resmi menaikkan tiga jenis harga BBM, Pertalite, Pertamax dan Solar mulai 3 September. Harga Pertalite naik dari Rp 7.650 menjadi Rp 10 ribu per liter, Solar naik dari dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter serta Pertamax naik jadi Rp 14.500 dari sebelumnya Rp 12.500
Kementerian Keuangan sebelumnya menghitung kenaikan harga tiga jenis BBM bisa menyumbang 1,8 poin persentase terhadap inflasi tahun ini. Outlook inflasi pada akhir tahun ini dinaikkan menjadi 6,6%-6,8%.
Selain bensin, inflasi hingga minggu kedua bulan ini juga didorong oleh harga telur ayam yanh diperkirakan inflasi 0,03%. Beras dan tarif angkutan dalam kota juga mencatatkan inflasi masing-masing sebesar 0,02%, disusul tarif angkutan antar kota, rokok kretek filter, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01%.
Meski demikian, BI mencatat beberapa komoditas masih mengalami deflasi. Bawang merah sebesar deflasi 0,06% , minyak goreng sebesar 0,03% , cabai rawit, cabai merah, daging ayam ras, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02% , serta tarif angkutan udara sebesar 0,01%.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), beberapa komoditas harga pangan terpantau naik. Harga cabai merah keriting naik 6,2% dalam sebulan menjadi Rp 70.500 per kg, harga telur naik 6,1% menjadi Rp 31.100 per kg dan tepung terigu 6,6% menjadi Rp 13.000 per kg.
Sebaliknya, harga beberapa komoditas turun dalam sebulan terakhir. Minyak goreng jenis kemasan sederhana 9,2%, minyak goreng kemasan premium 4% dan jenis curah 1,4%. Harga cabai rawit merah besar dan cabai rawit merah turun masing-masing 1% dan 9%. Bawang merah anjlok 24% dalam sebulan.