Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga diperkirakan lebih baik dari kuartal sebelumnya. Presiden Joko Widodo memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III tumbuh hingga 6% secara tahunan.
"Perkiraan saya ekonomi kuartal III akan tumbuh 5,4% sampai 6%," kata Jokowi di UOB Economic Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (29/9).
Optimisme tersebut muncul setelah Jokowi mengunjungi Maluku Utara pada kemarin (28/9). Saat itu, ia melihat pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara pada kuartal II 2022 mencapai 27,74% secara tahunan.
Mantan Wali Kota Solo itu sempat tidak percaya pada capaian tersebut. "Angka 27% dari mana?" kata Jokowi.
Setelah diteliti, pertumbuhan itu dimotori oleh hilirisasi ekspor nikel. Sebelumnya, Maluku Utara hanya mengekspor nikel mentah. Namun, mereka saat ini mengolah nikel mentah melalui industri smelter.
Selain itu, Kepala Negara optimistis ekonomi kuartal III positif lantaran pemerintah konsisten memperbaiki infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, bandara, hinga pembangkit listrik. Ia menilai hal ini menjadi pondasi perekonomian jangka menengah dan panjang.
"Tidak bisa bersaing dengan negara lain kalau konektivitas tidak kita miliki," ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi komoditas tambang dan mineral. Ini dilakukan dengan menghentikan ekspor bahan mentah, seperti nikel hingga timah.
"Satu per satu stop ekspor. Tidak bisa berbarengan dan harus kita paksa," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia kompak memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,44% secara tahunan. Naiknya pertumbuhan ekonomi ini terjadi meskipun pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak.
"Perekonomian pada kuartal ketiga akan tumbuh cukup tinggi dan harapannya akan lebih baik dari kuartal kedua," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.
Pertumbuhan yang lebih kuat pada kuartal ketiga tahun ini dipengaruhi low base effect atau pertumbuhan yang rendah pada periode yang sama tahun lalu. Lonjakan kasus Covid-19 varian Delta yang dimulai pada awal Juli tahun lalu telah menekan perekonomian dengan pertumbuhan hanya 3,51%.