Rupiah Loyo ke 15.600 per US$ Tertekan Kekhawatiran Era Bunga Tinggi

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU
Ilustrasi. Rupiah bergerak melemah pagi ini dan kembali menembus Rp 15.600 per dolar AS seiring dengan masih khawatirnya pasar terkait kebijakan suku bunga The Federal Reserve.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
20/12/2022, 10.25 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 10 poin di level Rp 15.586 per dolar AS. Namun, rupiah bergerak melemah dan kembali menembus Rp 15.600 per dolar AS seiring dengan masih khawatirnya pasar terkait kebijakan suku bunga The Federal Reserve. 

Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke Rp 15.602 per dolar AS pada pukul 10.00 WIB. Mayoritas mata uang Asia juga melemah terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia 022% baht Thailand 0,44%, yuan Cina 0,06%, dolar Hong Kong 0,03%, dolar Singapura 0,16%, yen Jepang 0,24%, dan dolar Taiwan 0,23%. Namun, won Korea Selatan menguat 0,15%, peso Filipina 0,1%, dan rupee India 0,2%. 

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan bergerak melemah pada hari ini ke Rp 15.620 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 15.580 per dolar AS. Menurut dia, pasar masih khawatir dengan kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS untuk meredam inflasi.

"Pasar juga mewaspadai perlambatan ekonomi karena lingkungan suku bunga tinggi. Ini bisa mendorong pelaku pasar menahan diri masuk ke aset berisiko," ujarnya. 

Di samping itu, menurut dia, pasar juga menunggu kebijakan baru terkait suku bunga yang akan dirilis Bank Indonesia pada pekan ini. Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 1,75% sepanjang tahun ini menjadi 5,25%

Kepala Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan, rupiah hari ini akan tertekan oleh penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 15.550 per dolar AS hingga Rp 15.650 per dolar AS.

"Rupiah juga tertekan oleh sentimen risk-off di pasar yang dipicu oleh kekuatiran kebijakan suku bunga yang tinggi oleh bank sentral akan menyebabkan resesi," ujarnya.

Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve memperlambat laju kenaikan suku bunga acuannya pada bulan ini menjadi sebesar 50 bps Meski demikian, kenaikan suku bunga tersebut membawa Fed Fund Rate (FFR) ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir antara 4,25% dan 4,5%. 

Meski memperlambat laju kenaikan bunga, rapat The Fed bulan ini mengindikasikan bahwa  para pejabat berharap untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi hingga tahun depan, tanpa penurunan bunga hingga 2024.

Berdasarkan titik plot pada anggota FOMC terkait perkiraan mereka, “tingkat terminal” yang diharapkan, atau titik di mana para pejabat memperkirakan kenaikan suku bunga akan berakhir ketika mencapai 5,1%.