Sinyal Baru Bos BI soal Nasib Suku Bunga Tahun Depan, Masih Akan Naik?

KATADATA/ Donang Wahyu
Ilustrasi. Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan 2% sepanjang tahun ini.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
22/12/2022, 18.50 WIB

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuannya sebesar 2% sepanjang tahun ini ke level 5,5%. Bank sentral menyebut ekspektasi inflasi mulai turun seiring kenaikan suku bunga yang telah dilakukan bank sentral, memberikan sinyal baru soal nasib suku bunga ke depan.

Gubernur BI Perry Warjiyo enggan menjawab secara gamblang saat ditanya apakah suku bunga masih akan naik lagi tahun depan. Namun, ia memberikan gambaran soal dampak kenaikan suku bunga terhadap inflasi.

"Hint-nya sudah jelas bahwa ekspektasi inflasi dan inflasi turun. Itu lebih rendah dari perkiraan," ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers secara daring, Kamis (22/12).

Perry mengatakan, ekspektasi inflasi dan inflasi secara bulanan terus menurun dan lebih rendah dari perkirakan awal sekalipun masih tinggi. Inflasi November secara tahunan mencapai 5,42% lebih rendah dari bulan sebelumnya dan di bawah perkiraan awal. Inflasi inti pada periode yang sama juga menurun. BI menargetkan inflasi inti kembali ke bawah 4% pada paruh pertama tahun depan dan inflasi secara keseluruhan turun ke level yang sama pada semester kedua.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan,  inflasi inti masih berada pada tren kenaikan meski inflasi secara keseluruhan mulai turun. Ini seiring aktivitas manufaktur yang  juga tetap ekspnasif karena permintaan domestik masih kuat.

"Karena itu, kami perkiraan BI akan melanjutkan siklus kenaikannya hingga puncaknya 6,25% pada akhir kuartal pertama tahun depan," kata Irman dalam keterangannya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga melihat masih ada ruang bagi BI untuk menaikan suku bunga setidaknya pada tiga bulan pertama tahun depan. Hal ini dengan pertimbangan tekanan baik dari eksternal maupun domestik masih bertahan tahun depan. 

Bank sentral utama dunia, seperti bank sentral AS, The Fed, bank sentral Eropa hingga Inggris telah memberikan sinyal kenaikan bunga akan berlanjut tahun depan meski melambat tetap masih lanjut tahun depan. Sementara  inflasi di dalam negeri kemungkinan masih akan tetap tinggi setidaknya sampai paruh pertama tahun depan. Inflasi baru akan melambat ke rentang 3,5%-4% pada semester dua.

"Mengingat tekanan tetap datang baik dari sisi eksternal maupun domestik, kami yakin BI akan terus menaikkan BI-7DRRR untuk menjaga stabilitas," kata Faisal.

Meski demikian, ia memperkirakan kenaikan bunga akan melambat karena inflasi domestik relatif terkendali dan faktor eksternal yang tangguh ditopang surplus neraca perdagangan.Menurut Faisal, suku bunga masih akan naik 25 bps menjadi 5,75% lagi pada tahun depan.

BI kembali menaikkan suku bunga 25 bps pada pertemuan hari ini, menandai kenaikan lima bulan beruntun sejak Agustus lalu.  Perry mengatakan, kenaikan suku bunga adalah  langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2%-4%.

Reporter: Abdul Azis Said