Kaleidoskop 2022: Indonesia Cuan di Tengah Kesuraman Ekonomi Dunia

123rf
ilustrasi grafik pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Agustiyanti
29/12/2022, 07.00 WIB

Ekonomi Indonesia cukup menggembirakan sepanjang 2022. Meski banyak peristiwa yang mengguncang perekonomian global, kinerja perekonomian Indonesia cukup solid. Ekonomi tumbuh di atas 5%, neraca perdagangan mencetak rekor, serta pendapatan negara berhasil melampaui target sebelum menutup tahun. 

Beberapa kebijakan baru sudah berlaku sejak awal tahun, 1 Januari 2022. Pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau atau cukai rokok sebesar 12%, memulai Program Pengungkapan Sukarela atau PPSK, serta menerapkan perubahan ketentuan pajak penghasilan atau PPh sesuai Undang-undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Perang Rusia dan Ukraina yang meletus mulai Februari 2022 justru mendatangkan ‘durian runtuh’ bagi perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor dan impor beberapa kali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Demikian pula dengan neraca perdagangan yang meski baru tercatat hingga November 2022 telah melampaui rekor tahunan terbesar sepanjang sejarah. 

Nasib mujur juga berpihak pada kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pendapatan negara hingga November 2022 mencapai Rp 2.479,9 triliun atau sudah melampaui target sepanjang tahun ini Rp 2.266,2 triliun.

Tak semata membawa keuntungan, situasi ekonomi global sepanjang memiliki dampak negatif. Harga minyak dunia melonjak sehingga membuat subsidi BBM membengkak. Pemerintah akhirnya menaikkan harga BBM pada September dan menyebabkan inflasi lebih tinggi. 

Bank Indonesia pada akhirnya mengakhiri era bunga rendah pada Agustus 2022 dengan menaikkan suku bunga acuan. Inflasi yang meningkat di dalam negeri dan langkah bank-bank sentral global yang sudah lebih dulu menaikkan suku bunga menjadi pemicunya. 

Sepanjang 2022, Indonesia juga menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara G20. Ratusan acara bertema G20 digelar sepanjang tahun dan mendorong pemulihan ekonomi di daerah, terutama Bali. 

Di pengujung tahun, pemerintah dan DPR menyelesaikan Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) yang akan menjadi amunisi Indonesia menghadapi gejolak tahun depan.

Berikut peristiwa-peristiwa penting yang  mewarnai perekonomian Indonesia sepanjang tahun ini:

Kenaikan Cukai Rokok 

Pemerintah memulai kebijakan di awal tahun dengan menerapkan kenaikan cukai rokok rata-rata sebesar 12%. Sementara itu, harga jual eceran rokok per bungkus dengan isi 20 batang ditetapkan Rp 10.100 - Rp 40.100. Harga jual termurah untuk golongan Sigaret Kretek Tangan (SKT) golongan III, sedangkan termahal pada golongan Sigaret Putih Mesin (SPM) I. 

  • Program Pengungkapan Sukarela Pajak  atau Tax Amnesty Jilid Dua

Program pengungkapan sukarela (PPS) diselenggarakan pada 1 Januari hingga 30 Juni 2022. Program ini diikuti 247 ribu wajib pajak dan menghasilkan penerimaan Rp 61 triliun. 

  • The Fed menaikkan suku bunga 

Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve pada 16 Maret 2022 menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak 2008 sebesar 25 bps. Kenaikan bunga tersebut diikuti oleh kenaikan pada pertemuan-pertemuan berikutnya. The Fed sepanjang tahun ini sudah menaikkan suku bunga acuannya mencapai 4,25% sehingga Fed Fund Rate kini berada di level 4,25% hingga 4,5%, 

  • Pajak kripto dan fintech

Pemerintah mulai memberlakukan pajak kripto dan fintech peer to peer lending mulai Mei 2022. Sementara itu, penarikannya dimulai pada Juni 2022. Kementerian Keuangan mencatat, pajak kripto dan fintech telah menyumbang penerimaan negara mencapai Rp 411 miliar hingga November 2022. 

  • Harga Komoditas Meroket 

Perang Rusia dan Ukraina yang memicu krisis energi di sejumlah negara, terutama di kawasan Eropa memicu sejumlah lonjakan harga komoditas-komoditas utama Indonesia. Harga batu bara mencetak rekor U$ 465 per ton pada September untuk kontrak Oktober, sedangkan harga CPO mencetak rekor tertingginya di atas 7.000 ringgit Malaysia per ton pada Maret. 

  • Pertumbuhan ekonomi di atas 5%

Ekonomi Indonesia berhasil tumbuh di atas 5% sepanjang tahun ini. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I sebesar 5,01%, kuartal II sebesar 5,44%, dan kuartal III mencapai 5,7%. Ekonomi Indonesia tahun ini menjadi salah satu yang tertinggi di antara kelompok negara G20. 

  • Presidensi G20

Indonesia terpilih menjadi presidensi G20 untuk tahun 2022. Ratusan acara digelar menuju puncak pertemuan para kepala negara pada November di Bali. Pemerintah menyebut, G20 menambah PDB nasional sebesar Rp 7 triliun. Dalam rangkaian puncak acara, pemerintah juga memperoleh berbagai komitmen investasi dengan perolehan terbesar mencapai US$ 20 miliar melalui skema Just Energy Transition Mechanism.

  • Neraca Perdagangan Tembus US$ 50 Miliar

Kinerja ekspor dan impor beberapa kali mencetak rekor pada tahun ini. Hal ini turut berdampak pada kinerja neraca perdagangan yang juga mencetak rekor tertingginya mencapai US$ 50 miliar sepanjang Januari-November 2022. Ini bahkan jauh di atas perolehan sepanjang tahun lalu yang mencapai US$ 34,41 miliar.

  • Pendapatan Negara Melampaui Target

Pendapatan negara berhasil melampaui target dalam APBN 2022 sebelum menutup tahun mencapai Rp 2.479,9 triliun. Penerimaan pajak yang jarang mencapai target hingga 100% juga bernasib serupa, yakni surplus Rp 149 triliun dari target yang ditetapkan pada 14 Desember 2022. 

Penerimaan negara yang moncer ditopang oleh harga komoditas, reformasi perpajakan, dan pulihnya perekonomian. 

  • UU PPSK

Paripurna DPR menyetujui Rancangan Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK) untuk disahkan sebagai undang-undang pada 15 Desember 2022. Omnibus law ini bertujuan mereformasi sistem keuangan dengan mengubah sejumlah pasal dalam 17 undang-undang, terutama di sektor keuangan.