BI Sudah Kerek Suku Bunga 2% Tahun Ini, Paling Tinggi di G20 & ASEAN?

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/YU
Ilustrasi. BI bukan satu-satunya bank sentral yang mengerek bunga secara agresif.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
23/12/2022, 18.47 WIB

Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan 200 bps selama lima bulan terakhir ke level 5,5% pada akhir tahun ini. Pengetatan moneter sebetulnya juga dilakukan mayoritas bank sentral dunia sebagai upaya memerangi inflasi dan mengimbangi kenaikan bunga acuan di Amerika Serikat.

BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya sebear pada pertemuan kemarin, Kamis (22/12). Ini menandai kenaikan lima bulan beruntun. Meski demikian, kenaikan bunga kemarin lebih rendah dibandingkan tiga bulan sebelumnya masing-masing 50 bps.

"Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 2%-4%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara daring kemarin.

Ia juga kembali mempertegas bahwa tanda-tanda penurun inflasi sudah mulai terlihat. Inflasi November 5,42% secara tahunan memang masih tinggi tetapi lebih rendah dibandingkan antisipasi bank sentral sebelumnya, serta menurun dibandingkan bulan sebelumnya 5,7%.

Namun, BI bukan satu-satunya bank sentral yang mengerek bunga secara agresif. Di luar Cina, Indonesia merupakan negara paling akhir di kelompok negara berkembang G20 yang menaikan suku bunga. Hal ini bisa dilihat pada grafik di bawah ini.

Brasil menjadi negara pertama di kelompok negara berkembang G20 yang mengerek suku bunga acuannya, yakni pada Maret tahun lalu. Sejak kenaikan pertama hingga saat ini, suku bunga di negeri samba itu sudah naik 1.175 bps atau 11,75%. Hal ini tidak mengejutkan karena inflasi di negara tersebut sudah naik sejak awal tahun lalu dan sempat mencapai rekor tertingginya dalam 26 tahun di level 12,13% pada April tahun ini. Namun, Brasil tidak lagi menaikkan bunga seiring inflasi yang melandai.

Meksiko termasuk negara yang paling awal menaikan bunga. Kenaikan bunga di negara tersebut sudah sebesar 650 bps atau 6,5% sejak kenaikan pertama Juni tahun lalu. Meski sudah menempuh serangkaian kenaikan bunga, inflasi di Meksiko terpantau masih tinggi di atas 7% pada bulan lalu. Tidak heran, bank sentralnya masih aktif mengerek suku bunga hingga saat ini. 

Di kawasan, Indonesia termasuk negara paling akhir memperketat kebijakan moneternya di antara ASEAN-5. Singapura menjadi negara pertama yang menempuh langkah moneter ketat yang di mulai Oktober tahun lalu. Berbeda dari umumnya, Negeri inga itu menggunakan kebijakan nilai tukar sebagai instrumen kebijakan moneternya alih-alih instrumen suku bunga seperti yang dilakukan kebanyakan negara, termasuk Indonesia.

Singapura menempuh kebijakan moneter ketat seiring inflasi yang terus menanjak dan melampaui 3% untuk pertama kalinya pada Oktober tahun lalu. Harga-harga masih bertahan tinggi sampai saat ini, terakhir berada di 6,7% secara tahunan pada Oktober.

Selain Singapura, Filipina tidak kalah agresif. Tetangga Indonesia itu mulai menaikkan bunga acuannya sejak Mei tahun ini seiring inflasinya yang terus menanjak. Inflasinya bahkan masih bertahan tinggi dan menyentuh level 8% pada bulan lalu sekalipun serangkaian kenaikan bunga agresif 50-75 bps telah dilakukan. Suku bunga acuan di Filipina sudah naik 350 bps sejak kenaikan pertama pada Mei 2022.

Reporter: Abdul Azis Said