Minat masyarakat membeli Surat Berharga Negara (SBN) ritel terus meningkat belakangan ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani membandingkan animo masyarakat terhadap surat utang pemerintah tersebut tidak kalah dengan 'war' alias antrean saat penjualan tiket konser girlband Korea Selatan, Blackpink.
"Anak buah saya mengatakan lebih susah beli sukuk ritel daripada beli tiket Blackpink," kata Sri Mulyani dalam acara Peresmian Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2022, Jumat (30/12).
Blackpink merupakan girlband fenomenal asal Korea Selatan yang dijadwalkan manggung di Jakarta pada Maret 2023. Penjualan tiketnya dibuka sejak 14-15 November lalu dan terjual ludes hanya dalam hitungan menit.
Bendahara negara itu bercerita kinerja penjualan SBN ritel jenis Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 senilai Rp 10 triliun ludes terjual lebih cepat dua hari sebelum masa penawaran berakhir. SBN ritel merupakan surat utang pemerintah yang hanya bisa dibeli masyarakat secara eceran, biasanya satu unit dijual Rp 1 juta.
ST009 merupakan SBN seri terakhir dari tujuh seri SBN ritel yang diterbitkan pemerintah tahun ini. Masa penjualannya dijadwalkan pada 11-30 November.
Besarnya minat investor ritel terhadap ST009 juga tercermin dari total jumlah penawaran yang masuk pada dua hari pertama masa penawaran yang mencapai hampir Rp 2 triliun. DJPPR kemudian memberlakukan sistem kuota harian mulai 18 November karena tingginya animo investor. Top up kuota setiap jam 8 pagi, dan ternyata kuota pemesanan nasional secara rata-rata habis dalam 2,2 menit.
Minat yang besar juga terlihat dari jumlah investor yang antre. Total investor untuk penjualan ST009 tersebut sebanyak 35.397, dengan 13.412 di antaranya merupakan investor baru.
"Jadi ini menggambarkan bahwa di dalam komunitas Indonesia memang banyak dari investor ritel yang perlu untuk kita garap bersama, inilah generasi muda yang nanti akan terus menjadi pelaku bursa, baik dia akan di bursa saham maupun di bursa SBN Indonesia," kata Sri Mulyani.
Keluhan sengitnya persaingan untuk membeli SBN ritel ini sebelumnya sempat disampaikan langsung oleh Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Deni Ridwan dalam video unggahan di akun instagram pribadinya @kangdeni.ridwan. Deni merupakan sosok di balik kerja-kerja pemerintah untuk penerbitan surat utang, khususnya SUN dan SBN ritel.
Dalam unggahan tersebut, Deni mengatakan ada keluhan dari investor yang membandingkan sulitnya membeli SBN ritel dibandingkan membeli tiket konser Blackpink. Penyebabnya karena kuota SBN ritel yang diterbitkan itu terbatas.
Dalam unggahan itu Deni mengatakan banyak investor yang kehabisan kuota penjualan sepanjang 2021-2022. "Kita harus menutup masa perdagangan lebih cepat dari seharusnya," kata Deni dalam unggahan tersebut.
Kementerian Keuangan telah memutuskan untuk menambah alokasi penerbitan SBN ritel tahun depan naik dari tahun ini Rp 107 triliun menjadi Rp 130 triliun. Jenis SBN ritel yang akan diterbitkan terdiri atas lima, yakni Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Savings Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST), serta Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).