Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran atau retail tumbuh melambat pada Desember 2022. Penjualan retail pada bulan lalu masih ditopang oleh kelompok sandang yang tumbuh 10,4% secara tahunan.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran BI, pertumbuhan penjualan retail pada Desember disumbangkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh 1,7% secara tahunan. Kelompok informasi dan komunikasi juga tumbuh 0,2% secara tahunan setelah terkontraksi pada bulan sebelumnya.
"Penjualan kelompok peralatan informasi dan komunikasi yang ditopang oleh masih tingginya penjualan TV digital," demikian tertulis dalam survei penjualan eceran BI, Selasa (10/1).
Adapun penjualan kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang didorong oleh perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal, periode libur dan akhir tahun, serta strategi potongan harga yang mendukung permintaan domestik.
Sementara itu, BI mencatat, pertumbuhan penjualan eceran secara tahunan juga tumbuh positif pada November tercatat pada Indeks Penjualan Riil sebesar 1,3% (yoy). Namun, penjualan pada November juga melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 3,7% (yoy).
Penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi tercatat meningkat, sedangkan kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga lainnya membaik meski masih dalam fase kontraksi. Kinerja penjualan eceran secara bulanan pada November juga tercatat tumbuh positif sebesar 0,4% (mtm).
Kinerja tersebut ditopang oleh pertumbuhan penjualan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, serta suku cadang dan aksesori yang tumbuh setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya.
Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Februari dan Mei 2023 akan menurun. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari dan Mei 2023 tercatat masing-masing sebesar 134,6 dan 140,2 turun dari 138,0 dan 140,8 pada Januari dan April 2023. Responden menginformasikan penurunan harga diprakirakan terjadi karena stok barang yang mencukupi.