Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini bisa mencapai 5,03%, sedikit diatas perkiraan sebelumnya di titik tengah rentang 4,5%-5,3% atau 4,9%. Meski demikian pertumbuhan akan melambat dari tahun lalu yang diperkirakan 5,25%.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, perlambatan ekonomi pada tahun ini akan terjadi merata di semua kawasan, tetapi pertumbuhan paling tinggi terjadi di Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) serta Jawa. Prospek ekonomi di Pulau Jawa yang menyumbang hampir 60% PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 5,25% pada tahun ini, di atas pertumbuhan nasional sekalipun melambat dibandingkan tahun lalu 5,43%.
Sulampua menjadi daerah dengan pertumbuhan paling tinggi tahun ini diperkirakan mencapai 7,38%, meskipun lambat dibandingkan tahun lalu 7,71%. Sementara itu, Kalimantan dan Sumatera akan menjadi daerah dengan pertumbuhan terendah masing-masing 3,3% dan 4,5%.
"Setelah PPKM ini adalah bagaimana mendorong konsumsi dan sektor-sektor yang selama ini tumbuhnya masih terbatas, misalnya perdagangan, hotel, restoran maupun berbagai industri perlu didorong namun tetap waspada agar covid tidak menyebar kembali," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda 2023, Selasa (17/1).
Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 4,7%-5,3%. Perekonomian masih mampu tumbuh kuat sekalipun akan melambat dari tahun lalu yang diperkirakan 5,3%.
"Walaupun sepertiga perekonomian dunia diperkirakan mengalami persoalan ataupun krisis pada 2023, Indonesia dikatakan masih cukup optimis," kata Airlangga.
Sejumlah perkiraan lembaga internasional melihat ekonomi Indonesia tidak akan tumbuh sampai 5%. Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Bank Dunia kompak memperkirakan pertumbuhan 4,8%, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) bahkan lebih rendah lagi hanya 4,7%. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan pertumbuhan 5%, namun itu merupakan perkiraan edisi Oktober lalu.
Airlangga mengatakan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan agar seluruh jajarannya tetap waspada pada tahun ini karena pertumbuhan ekonomi global melambat. Perkiraan Bank Dunia, pertumbuhannya bisa hanya 1,7% pada tahun ini. Oleh karena itu, ada tiga arahan dari Presiden kepada para Kepala Daerah dan Forkopimda untuk antisipasi risiko ketidakpastian global 2023:
- Mengoptimalkan belanja pusat dan daerah dengan penggunaan produk dalam negeri
- Mengoptimalkan program pemberdayaan di daerah. Akses terhadap pekerjaan, peningkatan kapasitas SDM, peningkatan kapasitas UMKM dan pembiayaan UMKM
- Belanja daerah untuk program padat karya baik dikota mauapun di desa