IMF Ramal Suramnya Ekonomi Cina Akan Menyeret Global Tahun Ini
IMF memperkirakan lonjakan kasus Covid-19 di Cina akan memukul perekonomian negara tersebut pada tahun ini. Lesunya ekonomi Negeri Panda ini juga dapat menyeret ekonomi di regional Asia dan Global.
Cina pada akhir tahun lalu tak lagi mengejar nol kasus Covid-19 dan mulai membuka kembali perekonomiannya. Hal ini dilakukan tak lama berselang protes besar-besaran di negara tersebut meminta dicabutkan pembatasan ketat di negara tersebut.
Pembatasan Covid-19 telah memukul ekonomi Cina cukup dalam pada tahun lalu. "Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, pertumbuhan China pada 2022 kemungkinan berada di bawah atau di bawah pertumbuhan global," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/1).
Pelonggaran pembatasan telah memicu lonjakan kasus Covid-19 yang diperkirakan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan. Georgieva melihat, kondisi tersebut akan semakin memukul perekonomian Cina, serta menyeret pertumbuhan regional dan global.
"Saya berada di Cina minggu lalu, dalam gelembung di kota di mana tidak ada Covid-19. Namun, itu tidak akan bertahan begitu orang mulai bepergian," ujarnya.
Ia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Cina akan negatif dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini akan menyebabkan ekonomi kawasan juga berpotensi negatif, demikian juga pertumbuhan global.
Adapun dalam perkiraan bulan Oktober, IMF mematok pertumbuhan produk domestik bruto Cina pada tahun lalu sebesar 3,2%, setara dengan prospek global IMF untuk tahun 2022. Pada saat itu, IMF juga melihat pertumbuhan tahunan di Cina meningkat pada tahun 2023 menjadi 4,4%, sedangkan aktivitas global semakin melambat.
Namun, pernyataan terbaru Georgieva menggambarkan kemungkinan pemangkasan prosek pertumbuhan ekonomi Cina dan Global. IMF biasanya akan menerbitkan outlook terbaru pada akhir Januari selama Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
