Rupiah Melemah ke Rp 15.000/US$ Jelang Pengumuman Suku Bunga The Fed

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
1/2/2023, 09.44 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah sembilan poin ke level Rp 14.999 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Pasar masih menantikan rilis data inflasi domestik siang ini dan hasil rapat pembuat kebijakan bank sentral AS, The Fed.

Mengutip Bloomberg, rupiah terus melemah ke arah Rp 15.010 pada pukul 09.25 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin di Ro 14.991 per dolar AS.

Rupiah melemah bersama mata uang Asia lainnya, ringgit Malaysia anjlok 0,57%, rupee India 0,52%, baht Thailand 0,33%, dan dolar Singapura 0,05%. Sebaliknya yen Jepang menguat tipis 0,07%, dolar Taiwan 0,05%, won Korsel 0,03%, peso Filipina 0,09% dan yuan Cina 0,05%.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan berkonsolidasi menanti hasil pertemuan The Fed yang akan dibacakan Kamis dini hari. Rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.970-Rp 15.000 per dolar AS.

"Pasar juga mengantisipasi pernyataan gubernur The Fed Jerome Powell apakah akan memberikan sinyal bahwa kebijakan moneter AS masih akan ketat," kata Ariston dalam catatannya, Rabu (1/2).

Meski demikian, mayoritas pelaku pasar memperkirakan bunga acuan The Fed hanya akan naik 25 bps. Ini mengindikasikan kemungkinan bank sentral AS itu makin mendekati babak akhir periode kenaikan suku bunga acuannya.

Data gaji pekerja di AS juga melambat pada kuartal terakhir tahun lalu, mengindikasikan tekanan inflasi yang berasal dari tenaga kerja mulai mereda. Indeks biaya ketenagkerjaan di AS kuartal empat 2022 tumbuh 1% dari kuartal sebelumnya, di bawah perkiraan Dow Joens 1,1% dan pertumbuhan kuartal sebelumnya 1,2%.

Indeks biaya tenagakerjaan ini merupakan salah satu indikator yang jadi perhatian The Fed. Data ini, kata Ariston akan membantu penguatan mata uang lainnya terhadap dolar AS.

"Membaiknya data ekonomi kawasan Eropa dan Cina yang dirilis kemarin bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko termasuk rupiah," kata Ariston.

Pasar juga menantikan rilis data inflasi Januari Indonesia yang diriiis siang ini. Mayoritas analis memperkirakan inflasi bakal terus menurun, sehingga membantu penguatan rupiah.

Analis DCFX Lukman Leong memperkirakan rupiah akan melemah terbatas setelah rebound dolar AS. Rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.950-Rp 15.100 per dolar AS.

Namun, investor masih akan wait and see jelang pengumuman suku bunga The Fed dan data inflasi Indonesia. "Apakah ada perubahan pada pernyataan dari The Fed," kata Lukman dalam catatannya.

Reporter: Abdul Azis Said