Utang Luar Negeri Indonesia Melonjak Rp 120 T pada Bulan Pertama 2023

KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. BI mencatat posisi utang luar negeri pada Januari 2023 turun 1,9% dibandingkan Januari 2022 meski naik dibandingkan akhir tahun lalu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
14/3/2023, 13.01 WIB

Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia pada Januari 2023 mencapai US$ 404,9 miliar, naik lebih dari US$ 8 miliar atau Rp 120 triliun dalam sebulan berdasarkan kurs Jisdor akhir bulan itu. Kenaikan utang terutama berasal dari utang pemerintah, sedangkan  utang swasta dan bank sentral naik tipis.

Meski naik secara bulanan, BI mencatat posisi utang tersebut turun 1,9% dibandingkan Januari 2022. Kontraksi tersebut lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya yang turn 4,1% dalam setahun. 

Posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Januari tersebut merupakan yang tertinggi dalam delapan bulan setelah lebih dari setengah  konsisten  berada di bawah level US$ 400 miliar dalam setengah tahun terakhir. Adapun total utang tersebut merupakan akumulasi dari utang luar negeri pemerintah, Bank Indonesia dan sektor swasta.

Utang luar negeri pemerintah pada Januari 2023 mencpai US$ 194,3 miliar, naik US$ 7,8 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi tersebut juga mencapai level tertingginya dalam 10 bulan terakhir.

Kenaikan pada utang luar negeri pemerintah ini terutama dari hasil penerbitan surat utang, baik yang dilakukan di dalam maupun luar negeri. Seperti diketahui, pemerinta pada Januari memang tela menerbtkan global bond pertamanya tahun ini sebesar US$ 3 miliar. 

Utang yang dipegang bank sentral juga naik tpis dari US$ 9,2 miliar pada Desember 2022 menjadi US$ 9,3 miliar pada awal tahun ini. Sementara utang asing yang dipegang swasta juga naik tipis US$ 93 juta menjadi US$ 201,24 miliar.

Meski demikian, Bank Indonesia melihat struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat dan terkendali. Utang yang terkendali itu tercermin dari rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto (PDB) tetap terjaga di kisaran 30,3%, meski sedikit naik dari bulan sebelumnya 30,1%.

"Selain itu, struktur utang luar negeri Indonesia yang sehat juga ditunjukkan oleh utang yang tetap didominasi oleh utang berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 87,4%," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangannya, Selasa (14/3).

Erwin menjelaskan, sebanyak tiga perempat dari total utang luar negeri swasta merupakan bertenor jangka panjang. Sementara 99,7% dari utang luar negeri pemerintah merupakan utang jangka panjang.

Ia menyebut pihaknya bersama pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan utang luar negeri dengan didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Reporter: Abdul Azis Said