Stress Test BI: Bank di RI Tahan Banting dari Efek Kejatuhan 3 Bank AS

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) mengatakan kejatuhan tiga bank AS itu meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global yang sebelumnya sebenarnya sudah tertekan oleh pengetatan moneter bank sentral di negara maju.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
16/3/2023, 15.10 WIB

Bank Indonesia memastikan kejatuhan  tiga bank AS sepekan terakhir tak akan memengaruhi kinerja perbankan di dalam negeri. Meski demikian, bank sentral menyebut ketidakpastian pasar keuangan global meningkat

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan kondisi perbankan terkini yang masih kuat. Ini terlihat dari permodalan perbankan yang  kuat tercermin dari Capital Adequacy Ratio alias CAR pada Januari sebesar 25,88%. Risiko kredit terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah atau NPL pada Januari yang rendah 2,59% secara bruto dan 0,76% neto Demikian juga dengan likuiditas perbankan yang longgar tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,18% pada bulan lalu.

"Berbagai kondisi tersebut menopang ketahanan perbankan Indonesia sehingga diperkirakan kinerjanya tidak terdampak langsung oleh dinamika penutupan tiga bank di AS," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (16/3).

Bank sentral juga telah melakukan stress test terhadap perbankan di dalam negeri. Ia menyebut hasilnya menunjukkan ketahanan perbankan Indonesia yang kuat. Namun ia juga memastikan akan terus bersinergi dengan otoritas keuangan lainnya untuk memitigasi berbagai risiko yang ada.

"Secara keseluruhan, asesmen stress test kami menyimpulkan bahwa kondisi perbankan di dalam negeri berdaya tahan terhadap dampak ini, tapi kami terus melakukan pemantauan," kata dia. 

Meski demikian, Perry juga mengatakan kejatuhan tiga bank AS itu meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global yang sebelumnya sebenarnya sudah tertekan oleh pengetatan moneter bank sentral di negara maju.

"Ini yang kemudian menahan aliran modal ke negara berkembang dan meningkatkan tekanan terhadap nilai tukar di berbagai negara," ujarnya.

Untuk menjaga rupiah dan stabilitas pasar keuangan domestik, Perry memastikan pihaknya akan terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar. Upaya stabilisasi tersebut melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Kejatuhan Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate dan Signature bank menjadi perhatian pasar sepekan terakhir, terbaru pasar juga cemas dengan salah satu bank raksasa, Credit Suisse. Kejatuhan SVB akhir pekan lalu telah menimbulkan kekhawatiran di pasar dengan indeks Wall Street anjlok setelah munculnya kabar tersebut.

Reporter: Abdul Azis Said