Bos BI: Rupiah Digital Rampung Akhir 2024, Prioritas Digunakan Grosir

Youtube/Komisi XI DPR
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menjalani fit and proper tes dengan Komisi Keuangan DPR, hari ini.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
20/3/2023, 17.24 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan proses perkembangan proyek rupiah digital atau Central Bank Digital Currency (CBDC) saat fit and proper test dengan Komisi Keuangan DPR, hari ini. Pengembangan desain dari proyek rupiah digital yang bernama Proyek Garuda ini ditargetkan rampung akhir 2024.

Bank sentral telah menerbitkan Consultative Paper Rupiah Digital tahap 1 pada Januari 2023. Selanjutnya, mulai Juli 2023 memulai desain proyek. "Digital rupiah sebagaimana kami sampaikan consultative paper sudah kami terbitkan. Juli akan kami berikan project design," kata Perry dalam uji kelayakan dan kepatutan Calon Gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028, Senin (20/3).

Perry mengatakan fokus pengembangan rupiah digital tahap pertama untuk kebutuhan grosir atau wholesale atau pedagang besar. Selanjutnya, untuk tahap kedua, akan dikembangkan rupiah digital untuk transaksi ke sektor riil.

Tahap pertama untuk memenuhi kebutuhan grosir ini dijadwalkan mulai Juli 2023 hingga akhir 2024 atau selama 1,5 tahun. "Akan dikembangkan dengan industri 1,5 tahun ke depan dengan fokus kepada wholesale digital rupiah kepada pelaku besar," kata Perry.

Perry mengatakan perdagangan grosir rupiah digital tersebut termasuk penerbitan, penarikan, pemusnahan, dan transaksi antar bank. Setelah itu, rupiah digital akan dikembangkan untuk transaksi di sektor riil.

Pada tahap pertama, BI akan menunjuk perantara yang ditetapkan sebagai wholesaler. Para wholesaler ini nantinya memperoleh uang digital berjenis wholesale langsung dari BI. Untuk memperolehnya, wholesaler perlu mengonversi rekening gironya di BI.

Selanjutnya, pedagang besar atau grosir yang nanti mendistribusikan mata uang digital ke masyarakat, baik secara langsung maupun melalui perantara lain yang disebut sebagai peritel. Rupiah digital yang sudah sampai ke peritel atau langsung ke masyarakat itu sudah bukan lagi berjenis wholesale, melainkan ritel.

Melalui mekanisme ini, masyarakat mendapatkan rupiah digital ritel dengan cara menukar uang kertas atau logam, rekening giro atau tabungan di bank umum. Masyarakat juga dapat menukar saldo uang elektronik yang menjadi mata uang digital melalui perantara wholesaler yang ditunjuk BI.

 

Reporter: Andi M. Arief