Bank Dunia: Ekonomi RI Tumbuh Sehat Meski Global Suram Hingga 2023

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,3% pada tahun lalu.
Penulis: Agustiyanti
29/3/2023, 06.10 WIB

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia tetap tumbuh sehat pada tahun ini ditengah ramalan ekonomi global yang semakin suram. Lembaga ini masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan mencapai 4,9% pada tahun ini. 

"Indonesia menjadi titik terang di tengah kondisi ekonomi global. Indonesia tumbuh 5,3% pada tahun lalu dan kami perkirakan masih akan tumbuh sehat 4,9% pada tahun ini," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste  Satu Kahkonen di sela-sela High Level Seminar Innovative Strategy to Further Enhance Financial Inclusion di Nusa Dua, Bali, Selasa (28/3).

Ia menjelaskan, Bank Dunia saat ini telah merevisi outlook terbaru perekonomian untuk regional Asia Timur dan Pasifik yang akan dirilis pertengahan tahun ini. Kahkohen tak menjelaskan outlook terbarunya untuk Indonesia, tetapi menyebut kondisi perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan dunia.

Ramalan perekonomian Indonesia yang lebih baik, menurut dia, ditopang oleh kebijakan makroprudensial dan moneter yang tepat.

Adapun ramalan buruk perekonomian global hingga 2030, menurut dia, terkait dengan kondisi multikrisis yang dihadapi dunia selama tiga tahun terakhir. "Ini menciptakan ketidakpasian untuk outlook ekonomi global," kata dia.

Laporan terbaru bank dunia yang dirilis Senin (27/3) meramalkan kondisi perekonomian dunia yang akan suram hingga 2030. Lembaga ini memperkirakan rata-rata pertumbuhan ekonomi selama periode tersebut hanya mencapai 2,2% per tahun, terendah dalam tiga dekade terakhir. 

Mengutip Wall Street Journal, rata-rata pertumbuhan ekonomi global kurang dari sewindu ke depan akan menurun taham dibandingkan satu dekade sebelumnya yang mencapai 3,5% per tahun. Penurunan potensi pertumbuhan ini seiring dampak dari pandemi Covid-19 dan perang Rusia dan Ukraina.

Ramalan terbaru ini juga dirilis di tengah potensi penurunan ekonomi lebih dalam akibat gejolak di sektor perbankan global.  Menurut Bank Dunia, penurunan pertumbuhan ekonomi dunia akan menyebabkan lebih banyak penduduk miskin dan lebih sedikit sumber daya untuk memerangi dampak perubahan iklim. 

Kemerosotan tajam pertumbuhan ekonomi terutama terjadi pada kelompok  negara berkembang. Rata-rata pertumbuhan ekonominya pada 2023-2030 diperkirakan hanya akan mencapai 4% per tahun, jauh dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi 2020-2010 yang mencapai di atas 6%.

“Satu dekade yang hilang dapat terjadi pada ekonomi global,” kata Indermit Gill, kepala ekonom Bank Dunia dan wakil presiden senior untuk ekonomi pembangunan.

Ia mengatakan, penurunan pertumbuhan potensial yang berkelanjutan  dapat memiliki implikasi serius bagi kemampuan dunia untuk mengurangi kemiskinan, kesenjangan pendapatan, dan perubahan iklim.

Bank Dunia juga menilai, era keemasan pembangunan tampaknya akan segera berakhir. Lembaga multilateral ini  pun memperingatkan  bahwa para pembuat kebijakan perlu lebih kreatif ketika mereka mencoba mengatasi tantangan global tanpa lagi mengandalkan ekspansi ekonomi yang cepat dari negara-negara seperti Cina, yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan dunia.