Inflasi Juni Diprediksi di Bawah 4% Meski Ada Perayaan Idul Adha

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Foto udara kepadatan kendaraan di pintu keluar gerbang Tol Ciawi menuju kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/7/2023).
3/7/2023, 08.02 WIB

Harga-harga di level konsumen terus terkendali pada bulan lalu sekalipun ada momentum Hari Raya Idul Adha. Ekonom memperkirakan indeks harga konsumen atau IHK akan mencatat inflasi secara tahunan di bawah 4%, melanjutkan tren penurunan selama beberapa bulan terakhir.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data tersebut siang ini pukul 11.00 WIB. Dikutip dari investing.com, investor memperkirakan inflasi Juni sebesar 3,64% secara tahunan, turun dari bulan sebelumnya di 4%.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan inflasi melambat ke 3,65% secara tahunan. Tetapi inflasi meningkat ke 0,27% secara bulanan dari bulan sebelumnya 0,09%.

Kenaikan secara bulanan lebih didorong karena kenaikan harga tiket transportasi dan harga pangan karena cuaca ekstrem di beberapa wilayah serta perayaan Idul Adha.

Inflasi inti diperkirakan juga melandai secara tahunan dari 2,66% pada Mei menjadi 2,5% pada bulan lalu. "Ini lebih karena pelemahan harga emas dan perlambatan pada harga komponen inti dari kelompok makanan seiring harga dan pasokannya yang cenderung terkendali," kata Faisal dalam catatannya dikutip Senin (3/7).

Hal senada dikatakan Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual. Dia memperkirakan inflasi akan melemah ke 3,66% secara tahunan, tetapi bulan ke bulan akan naik ke 0,28%.

 Perlambatan cukup dalam pada inflasi tahunan karena adanya high base effect tahun lalu. Saat itu, inflasi Juni 2022 memang sudah melonjak ke atas 4% untuk pertama kalinya. Kenaikan kala itu karena lonjakan beberapa harga bahan pangan terutama cabai dan bawang merah.

 "Juni 2023, harga cabai dan bawang merah sudah jauh melambat dibandingkan sebelumnya, harga bahan pokok lainnya juga melambat, kecuali daging ayam," kata David dalam catatannya dikutip Senin (3/7).

 Inflasi inti diperkirakan sedikit naik baik secara bulanan maupun tahunan. Hal itu dipicu akselerasi pada penyaluran kredit perbankan masih dalam tren melambat.

Senada dengan dua ekonom sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi tahunan melambat ke 3,64%, tapi secara bulanan meningkat ke 0,25%. Kenaikan harga-harga bulanan lebih didorong kenaikan harga pangan bergejolak sepanjang bulan lalu seperti beras naik 0,8% dalam sebulan, daging ayam 6,1% , telur ayam 2,3%, bawang putih 4,2%, cabai merah 3,4%, dan cabai rawit 7,1%.

 "Sementara itu, inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan akan cenderung tetap rendah sejalan dengan turunnya harga BBM Pertamax dari Rp 13.300 per liter menjadi Rp 12.400 per liter," kata Josua.

Reporter: Abdul Azis Said