RI Minta Rusia Segera Teken Perjanjian Bebas Senjata Nuklir di ASEAN

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menlu Rusia Sergey Lavrov mengikuti pertemuan trilateral dengan Menlu Retno Marsudi dan Diplomat Senior China Wang Yi di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
13/7/2023, 12.26 WIB

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta Rusia segera menandatangani perjanjian terkait komitmen untuk menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir atau SEANWFZ. Perjanjian ini harus ditandatangani oleh negara pemilik senjata nuklir di luar ASEAN, tetapi belum satupun negara yang memberikan komitmennya hingga saat ini.

Retno menyebut ASEAN dibentuk untuk menjaga perdamaian jangka panjang dan kemakmuran inklusif di kawasan. Namun, tujuan itu tidak mungkin tercapai tanpa memastikan Asia Tenggara tetap sebagai kawasan bebas senjata nuklir.

“Oleh karena itu, semua negara pemilik senjata nuklir harus memajukan nonproliferasi dan pelucutan senjata. Untuk itu, saya harap Rusia dapat mengaksesi Protokol Trakat SEANWFZ sesegera mungkin,” kata Retno dalam sambutannya saat membuka pertemuan antara Menlu ASEAN dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (13/7).

Retno sebelumnya telah memperingatkan ancaman keamanan kawasan dari senjata nuklir. Oleh karena itu, ia mengingatkan perlu dorongan agar negara pemilik senjata nuklir segera mengaksesi traktat tersebut mengingat perjanjian itu telah diteken oleh negara-negara ASEAN sejak lebih dari dua dekade lalu.

Selain soal nuklir, Menlu ASEAN dalam pertemuan itu juga membahas beberapa isu keamanan lainnya dengan Lavrov. Beberapa di antaranya terkait pentingnya kerja sama mengatasi penyelundupan narkotika, terorisme, dan kejahatan berbasis internet. 

Selain isu keamanan, pertemuan itu juga mendorong penguatan kerja sama ekonomi, energi dan keamanan pangan melalui implementasi Rencana Aksi lima tahunan 2021-2025. Mereka juga mendorong kerja sama di bidang pariwisata, sains dan teknologi, smart city, ekonomi digital, dan transfer teknologi. 

Terkait kerja sama di bidang ketahanan pangan, ASEAN berencana mengajukan Deklarasi Pemimpin untuk Penguatan Ketahanan Pangan dan Nutrisi untuk Merespons Krisis pada KTT ASEAN ke-43 bulan September mendatang.

“Dukungan Rusia terhadap inisiatif ini sangat penting mengingat status Rusia sebagai produsen gandum dan pupuk global,” kata Retno.

Selain dengan Rusia, menlu ASEAN hari ini juga dijadwalkan bertemu dengan beberapa negara mitra dialog seperti India, Inggris hingga Cina. Sementara, pertemuan dengan menlu AS dijadwalkan besok.

Reporter: Abdul Azis Said