PMI Manufaktur Indonesia Terus Menguat saat Cina dan Vietnam Lesu

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.
Ilustrasi. Pertumbuhan permintaan baru yang lebih cepat dan efisiensi mendorong peningkatan tajam produksi manufaktur Indonesia pada kuartal ketiga.
Penulis: Agustiyanti
1/8/2023, 09.43 WIB

Kinerja sektor manufaktur Indonesia kembali menguat pada Juli 2023. Pertumbuhan permintaan baru yang lebih cepat dan efisiensi mendorong peningkatan tajam produksi manufaktur pada kuartal ketiga. 

PMI Manufaktur Indonesia tumbuh kuat saat kinerja beberapa negara justru lesu. PMI Manufaktur Cina masuk ke level kontraksi dari 50,5 pada Juni menjadi 49,2 pada Juli. PMI Manufatur Vietnam yang sudah memasuki level kontraksi pada Juni makin melemah dari 48,7 menjadi 46,2.

Adapun indeks di atas 50 menunjukkan kondisi manufaktur yang ekspansif. Sebaliknya, indeks di bawah 50 menunjukkan kondisi kontraksi.

"Hal ini menandakan peningkatan kesehatan pada sektor selama dua puluh tiga bulan berturut-turut, dengan peningkatan terbaru merupakan peningkatan tercepat dalam rekor sejak bulan September lalu, " demikian seperti dikutip dari siaran pers IHS Markit yang dirilis Senin (1/8). 

Menurut survei tersebut, produksi di sektor produksi barang Indonesia berekspansi pada laju tercepat dalam sepuluh bulan terakhir pada Juli. Ini didukung oleh arus permintaan baru yang lebih kuat.

Adapun kondisi permintaan yang lebih baik menyebabkan volume pekerjaan baru secara keseluruhan naik pada tingkat yang tergolong tinggi secara historis. Permintaan asing juga meningkat sejalan dengan permintaan ekspor baru yang kembali bertumbuh.

Menurut survei tersebut, perusahaan-perusahaan di Indonesia kini terus merekrut pekerja tambahan dan meningkatkan aktivitas pembelian mereka. Kondisi ini menyebabkan rekor akumulasi inventaris pada laju tercepat.

Di sisi lain, bahwa biaya bahan baku yang lebih tinggi menyebabkan kenaikan biaya pengoperasian pada Juli. Ini terjadi meski laju inflasi masih tetap berada di bawah ratarata rekor selama dua tahun terakhir.

Perusahaan manufaktur secara umum berbagi beban biaya tambahan dengan klien mereka, sehingga mengakibatkan kenaikan baru pada rata-rata harga barang yang diproduksi pada Juli . Namun demikian, laju inflasi biaya tergolong rendah dan berada di bawah rata-rata jangka panjang.

"Sentimen di sektor manufaktur seluruh Indonesia bertahan positif pada bulan Juli, menandakan bahwa perusahaan merasa optimis terhadap produksi 12 bulan mendatang," kata survei tersebut.