Konsumsi Rumah Tangga Jadi Penopang Ekonomi Kuartal II, Ada Andil THR

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.
Ilustrasi. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023 mencapai 5,17%, di atas ekspektasi para ekonom.
Penulis: Agustiyanti
7/8/2023, 12.25 WIB

Badan Pusat Statistik mencatat, konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2023 yang mencapai 5.17% secara tahunan. Komponen ini tumbuh 5,32% secara tahunan dan menyumbang lebih dari separuh pertumbuhan ekonomi. Salah satu pendorongnya adalah momen Ramadan dan Idul Fitri yang diikuti pembagian tunjangan hari raya (THR).

Deputi Bidang Neraca dan Statistik BPS Moh. Edy Mahmud menjelaskan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini didorong oleh konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto atau PMTB, dan konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga atau LNPRT.  Sementara kegiatan perdagangan luar negeri mengalami kontraksi. 

"Kalau dilihat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17% pada kuartal II 2023. Dorong besar ke ekonomi adalah berasal dari konsumsi rumah tangga yang memberikan sumbangan mencapai 2,77%, kemudian PMTB sebesar 1,39%, konsumsi pemerintah 0,73%, dan komponen lainnya 0,33%," ujar Edy dalam konferensi pers, Senin (7/8). 

Menurut Edy, konsumsi rumah tangga pada April-Juni 2023 didorong oleh perayaan hari besar keagamaan yakni Ramadan dan Idul Fitri yang disertai dengan pemberian tunjangan hari raya atau THR.  Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah.

"Kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi, antara lain transportasi dan komunikasi, pakaian, alas kaki dan kasa perawatannya; serta restoran dan hotel," kata dia. 

Konsumsi LNPRT juga tumbuh cukup tinggi mencapai 8,62%, Adapun pembentukan modal tetap bruto juga tumbuh 4,63% secara tahunan, ditopang oleh seluruh kelompok barang modal kecuali peralatan lainnya.  PMTB fisik terutama mengalami pertumbuhan positif pada pembangunan jalan, irigasi dan jaringan yang dilakukan oleh pemerintah.

Belanja pemerintah juga tumbuh tinggi pada kuartal kedua tahun ini mencapai 10,62%, tertinggi di antara semua komponen pengeluaran. Ini seiring dengan pertumbuhan positif pada realisasi belanja pemerintah. Kementerian Keuangan realisasi belanja negara pada sepanjang semester pertama tahun ini mencapai Rp 1.255 triliun atau 41% dari APBN 2023. 

Di sisi lain, kinerja ekspor dan impor mengalami kontraksi masing-masing sebesar 2,75% dan 3,08%. Ekspor barang mengalami kontraksi pada sektor migas dan nonmigas seiring harga komoditas yang turun, sedangkan ekspor jasa tumbuh positif seiring peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dan devisa masuk dari luar negeri. 

Reporter: Abdul Azis Said