Presiden Jokowi menyatakan Indonesia telah berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi Covid 19 dengan hasil yang gemilang. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat dan baik.
Hal ini terpampang dalam kondisi perekonomian Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan sejak akhir 2021 yang konsisten berada di atas 5%.
“Tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 6,26% pada Februari 2021 menjadi 5,45% pada Februari 2023. Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36% pada Maret 2023, dari puncaknya di masa pandemi 10,19% pada September 2021,” kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan 2023 di Gedung DPR dan MPR, Jakarta, Rabu (16/8).
Selain itu, angka kemiskinan ekstrem juga berhasil turun dari 2,04% pada Maret 2022 menjadi 1,12% pada Maret 2023.
Sepanjang semester pertama 2023, ekonomi nasional mampu tumbuh 5,1%. Inflasi Indonesia juga semakin terkendali dan mencapai 3,1% sampai dengan Juli 2023. Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas. Bahkan Indonesia berhasil masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2022.
“Kebijakan fiskal Indonesia termasuk salah satu yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3% PDB, satu tahun lebih cepat dari rencana awal,” ujar Jokowi.
Bahkan Jokowi membandingkan defisit fiskal Indonesia dengan beberapa negara lainnya yang masih sangat lebar. Seperti di India yang mencapai 9,6% PDB per tahun 2022, Jepang 7,8%, Cina 7,5%, Amerika Serikat 5,5% dan Malaysia 5,3%.
“Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN, bahkan sudah menurun dari 40,7% PDB di tahun 2021 menjadi 37,8% di Juli 2023. Sebagai perbandingan, rasio utang Malaysia saat ini di tingkat 66,3% PDB, Cina 77,1%, dan India 83,1%,” kata Jokowi.