Cina Pangkas Suku Bunga Tenor Satu Tahun di Tengah Kemerosotan Yuan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi uang Yuan di kawasan Blok M, Jakarta Selatan (08/08).
Penulis: Agustiyanti
21/8/2023, 13.49 WIB

Cina memangkas suku bunga pinjaman acuan tenor satu tahun pada Senin (21/8). Langkah yang ditempuh negara ekonomi terbesar kedua dunia ini merupakan upaya untuk  merangsang permintaan kredit yang mengejutkan pasar karena tetap mempertahankan suku bunga lima tahun di tengah kekhawatiran terhadap pelemahan yuan. 

Pemulihan ekonomi Cina telah melambat akibat sektor properti yang memburuk, belanja konsumen yang lemah dan jatuhnya pertumbuhan kredit. Kondisi ini meningkatkan tekanan kepada otoritas Cina untuk meluncurkan lebih banyak stimulus. 

Para analis melihat, pelemahan yuan memberikan ruang yang terbatas otoritas Cina untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih besar. Semakin melebarnya perbedaan imbal hasil Cina dengan ekonomi utama lainnya dapat memicu aksi jual yuan dan pelarian modal. 

Suku bunga dasar pinjaman (LPR) tenor satu tahun diturunkan 10 basis poin menjadi 3,45% dari sebelumnya 3,55%, sedangkan LPR tenor lima tahun dipertahankan sebesar 4,20%.

Dalam jajak pendapat Reuters terhadap 35 pengamat pasar, semua peserta memperkirakan akan ada pemotongan kedua suku bunga. Pemotongan 10 bps dalam tingkat satu tahun lebih kecil dari pemotongan 15 bps yang diharapkan oleh sebagian besar respondens jajak pendapat.

"Mungkin Cina membatasi ukuran dan ruang lingkup penurunan suku bunga karena mereka khawatir tentang tekanan ke bawah pada yuan," kata Masayuki Kichikawa, kepala strategi makro di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.

Ia menekankan, otoritas Sina peduli dengan stabilitas pasar mata uang.  Sebagian besar pinjaman baru dan terutang di Cina menggunakan acuan LPR tenor satu tahun, sedangkan LPR tenor lima tahun lebih banyak memengaruhi harga hipotek. Adapun Cina telah memangkas kedua tingkat bunga pinjaman pada Juni untuk meningkatkan perekonomian.

Yuan yang  diperdagangkan di luar negeri melemah di awal perdagangan menjadi 7,3078 per dolar, dibandingkan dengan penutupan sebelumnya 7,2855. Sementara benchmark Shanghai Composite index (.SSEC) dan blue-chip CSI 300 index (.CSI300) juga turun.

Yuan telah kehilangan nilainya hampir 6% terhadap dolar sepanjang tahun ini menjadi salah satu mata uang Asia dengan kinerja terburuk. Pengurangan LPR satu tahun terjadi setelah People's Bank of China (PBOC) secara tak terduga menurunkan suku bunga kebijakan jangka menengahnya minggu lalu.

Tingkat fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) berfungsi sebagai panduan untuk LPR dan dibaca secara luas oleh pasar sebagai pendahulu perubahan tolok ukur pinjaman di masa depan.

Laporan implementasi kebijakan moneter kuartal kedua menyebutkan bahwa bank sentral Cina telah berjanji untuk menjaga likuiditas yang cukup dengan kebijakan yang tepat dan kuat untuk mendukung pemulihan ekonomi, di tengah meningkatnya tantangan. 

Bank sentral mengatakan akan mengoptimalkan kebijakan kredit untuk sektor properti, sambil mengoordinasikan dukungan keuangan untuk menyelesaikan masalah utang pemerintah daerah.