Presiden Joko Widodo membocorkan strateginya dalam melawan inflasi di tengah krisis global. Jokowi mengatakan dirinya mengandalkan cara-cara lapangan untuk menjinakkan kenaikan harga.
Menurutnya, hal ini berbeda dengan cara penanganan inflasi di banyak negara. Jokowi mengatakan di negara lain, inflasi hanya dilawan bank sentral dengan kenaikan suku bunga acuan.
"Jadi kalau bapak ibu ada yang lulusan Harvard, Stanford, Pennsylvania., Tim Pengendali Inflasi tidak ada. Ini ilmu lapangan," kata Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/8).
Ilmu lapangan yang dimaksud Jokowi adalah kombinasi antara kebijakan moneter, fiskal, hingga sektor riil. Presiden mengatakan langkah Bank Indonesia untuk menjinakkan inflasi akan sulit jika pasokan tak dijaga.
"Dikendalikan dengan suku bunga tapi distribusi barang terganggu, jalan rusak, tidak ada artinya," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan jurus ini membuat inflasi Indonesia relatif rendah. Inflasi secara tahunan hingga Juli 2023 hanya 3,08%.
Mantan Wali Kota Solo itu membandingkan inflasi di negara lain seperti Argentina sebesar 113% hingga Turki sebesar 47%. "Ini berapa pun pertumbuhan ekonominya, akan tekor," katanya.
Bank Indonesia menyebut, kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi di Indonesia merupakan salah satu yang terendah di dunia. Inflasi pada Juli tercatat sebesar 3,08% secara tahunan, turun signfiikan dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar 5,51%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, indeks harga konsumen atau IHK turun lebih cepat dibandingkan perkiraan dan telah kembali ke sasaran 2% hingga 4%. Ia memperkirakan inflasi Indonesia tahun ini akan berakhir di level 3%.
"Penurunan inflasi terjadi di seluruh kelompok, baik harga pangan yang bergejolak ataupun harga yang diatur pemerintah." ujar Perry dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2023 di Istana Negara, Kamis (31/8).