Pemerintah Revisi Asumsi RAPBN 2024, ICP dan Lifting Minyak Dinaikkan

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Pekerja Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) memeriksa instalasi saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023).
Penulis: Zahwa Madjid
6/9/2023, 06.25 WIB

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan,Febrio N. Kacaribu mengungkapkan terdapat beberapa perubahan asumsi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2024.

Beberapa asumsi dasar yang berubah adalah harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) yang direvisi menjadi US$ 82 per barel atau lebih tinggi dari asumsi sebelumnya US$ 80 per barel. Sementara lifting minyak yang awalnya ditargetkan 625.000 barel per hari (bph) naik menjadi 635.000 bph.

Beberapa asumsi RAPBN 2024 berubah di dalam rapat tersebut. Namun, ia menegaskan defisit fiskal yang telah dipatok oleh pemerintah tidak berubah. Adapun perubahan diputuskan setelah rapat tertutup bersama Badan Anggaran DPR RI pada Selasa (5/9).

“Perubahan terhadao ICP dan lifting minyak untuk mengantisipasi risiko harga ICP. Sehingga APBN yang kami susun tetap forward looking,” kata Febrio pada wartawan di Jakarta, dikutip Rabu (6/9).

Kendati terdapat beberapa perubahan pada asumsi RAPBN, Febrio menegaskan defisit fiskal tidak akan berubah. “Tetap di 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB) kita, nominalnya tidak berubah,” kata Febrio.

Ia pun mengatakan menteri keuangan akan ada rapat lanjutan dengan Badan Anggaran DPR RI. Pada pekan depan, akan ada panitia kerja B mengenai pemerintah pusat dan daerah serta panitia kerja C.

“Postur sementara akan dibawa ke tim perumus (timnus) dan tim sinkronisasi (timsin) kemudian untuk pengambilan keputusan di tingkat banggar baru disahkan di rapat paripurna,” katanya.

Reporter: Zahwa Madjid