Bank Indonesia Prediksi The Fed akan Naikkan Suku Bunga di Akhir Tahun

federalreserve.gov
Gedung bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).
Penulis: Zahwa Madjid
11/9/2023, 09.44 WIB

Bank Indonesia (BI) memperkirakan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada kuartal keempat tahun ini. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking mengatakan pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) September ini, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan akan menahan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR) pada level 5,25-5,50%.

“The Fed masih diperkirakan akan menaikkan suku bunga dari yang mulanya pada kuartal III, tapi sepertinya diundur ke kuartal IV,” kata Erwindo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/9).

Erwindo mengatakan, keputusan the Fed ke depan masih akan memberikan tekanan pada pasar keuangan negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sebagai informasi, the Fed akan mengumumkan keputusan kebijakan suku bunga acuannya pada 20 September 2023.

Melansir Reuters, Presiden Bank Sentral AS, Federal Reserve, John Williams mengatakan tidak ada urgensi untuk menaikkan suku bunga acuan pada akhir bulan ini.

“Kami sedang melakukan pembatasan namun masih menjadi pertanyaan seiring berjalannya waktu apakah kebijakan tersebut harus memberikan tantangan yang lebih besar terhadap aktivitas ekonomi agar inflasi dapat kembali turun ke 2 %,“kata Williams seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/9).

Sebelumnya, Bank Indonesia melihat bank sentral Amerika Serikat (AS) berpotensi menaikkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin (bps) pada September. Dengan demikian, suku bunga The Fed berpeluang mencapai 5,75%-6% atau sedikit lebih tinggi dibandingkan suku bunga BI saat ini.

“Amerika Serikat yang kami perkirakan September ini masih akan menaikkan FFR, bahkan juga ada probabilitas akan naik dua kali lipat,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Rapat Dewan Gubernur Bulan Agustus, Kamis (24/8). The Fed telah menaikkan suku bunga acuan 25 bps pada bulan lalu ke level  5,25% hingga 5,5%, level tertinggi dalam dua dekade terakhir. 

Perry juga mengatakan, ada perkiraan kenaikan suku bunga The Fed dua kali lagi hingga akhir tahun ini. Namun, BI masih memperkirakan kenaikan suku bunga hanya akan dilakukan The Fed sebanyak satu kali lagi pada tahun ini.

Menurut dia, tekanan inflasi di negara maju, termasuk Amerika Serikat masih tinggi. Ia pun menilai, AS masih membutuhkan kenaikan suku bunga untuk membawa inflasi sesuai target The Fed di kisaran 4%. 

Selain inflasi yang masih tinggi, menurut Perry, kinerja pertumbuhan ekonomi Amerika juga masih kuat. Realisasi pada kuartal II 2023 bahkan lebih tinggi dari perkiraan pasar  seiring konsumsi yang membaik ditopang kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan (excess saving) yang tinggi atauexcess saving.

Reporter: Zahwa Madjid