Kenaikan suku bunga The Federal Reserve secara agresif pada tahun ini memicu kekhawatiran terjadinya penurunan atau resesi ringan pada ekonomi Amerika Serikat. Namun, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memastikan, tidak melihat tanda-tanda ekonomi Amerika mengalami penurunan.
“Saya tidak melihat tanda-tanda perekonomian berada dalam risiko penurunan,” kata Yellen, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/9).
Yellen mengatakan, pasar tenaga kerja AS saat ini tetap kuat dan inflasi sudah melandai. Namun demikian, ia memperingatkan bahwa kegagalan Kongres untuk meloloskan undang-undang untuk menjaga pemerintahan tetap berjalan berisiko memperlambat momentum perekonomian.
“Sama sekali tidak ada alasan untuk penutupan. Menciptakan... situasi yang dapat menyebabkan hilangnya momentum adalah sesuatu yang tidak kita perlukan sebagai risiko pada saat ini," kata dia.
Yellen mengatakan masih terlalu dini untuk mengukur dampak pemogokan yang dilakukan United Auto Workers terhadap Detroit Three, salah satu aksi buruh industri AS yang paling besar dalam beberapa dekade.
Dia menggarisbawahi komitmen Presiden Joe Biden terhadap perundingan bersama dan memastikan bahwa hak pekerja tetap menjadi perhatian utama agar industri tetap berjalan dengan baik.
Yellen menjelaskan, pasar tenaga kerja saat ini tetap kuat meski peningkatan lapangan kerja baru tak secepat sebelumnya. Namun, menurut dia, inflasi akan kembali turun ke sasaran 2%. %.
Yellen yang juga merupakan mantan Gubernur The Federal Reserve mengatakan langkah bank sentral untuk menaikkan suku bunga mulai berdampak pada pasar perumahan. Meski demikian, belanja konsumen masih cukup kuat.
Dia juga menekankan bahwa pemerintahan Biden terus mencermati harga bensin setelah lonjakan baru-baru ini. Pemerintahan Biden juga berkomitmen untuk memastikan harga tetap terjangkau bagi warga Amerika.