BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Ekonomi RI

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Gedung Bank Indonesia (BI), Jalan M. H Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (26/2/2020).
Penulis: Lavinda
17/10/2023, 13.49 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada September 2023 sebesar US$ 3,42 miliar, lebih tinggi dibanding surplus pada Agustus 2023 sebesar US$ 3,12 miliar.

Bank Indonesia (BI) menilai perkembangan ini positif untuk menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia lebih lanjut. Ke depan, bank sentral akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain.

"Hal ini guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Selasa (17/10).

Surplus neraca perdagangan September 2023 terutama bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan non-migas. Surplus neraca perdagangan non-migas mencapai US$ 5,34 miliar, meningkat dibanding capaian pada bulan sebelumnya sebesar US$ 4,46 miliar.

Kinerja positif tersebut didukung oleh tetap kuatnya ekspor non-migas, terutama besi dan baja, produk logam mulia dan perhiasan, serta komoditas nikel.

Berdasarkan negara tujuan, ekspor non-migas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Sementara itu, impor non-migas tetap kuat sejalan dengan berlanjutnya perbaikan aktivitas ekonomi.

Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat menjadi US$ 1,92 miliar pada September 2023, sejalan kenaikan impor minyak mentah dan hasil minyak yang lebih tinggi dari kenaikan ekspor minyak mentah.