Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB 'Whoosh' resmi beroperasi secara komersial pada Selasa, 1 Oktober 2023. Proyek ini dinilai akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengembalikan biaya investasinya yang membengkak hingga US$ 7,5 miliar atau Rp 114,1 triliun.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri menilai salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
Menurut dia, kereta cepat Jakarta-Bandung akan sangat berguna untuk para pekerja seperti pegawai negeri sipil (PNS) dari Jakarta untuk melakukan perjalanan bisnis ke Bandung.
Namun, jika ibu kota akan pindah, Faisal mengatakan tidak ada faktor negara yang mendorong untuk penggunaan kereta cepat Jakarta-Bandung.
“Dulu belum ada pemindahan ibu kota jadi PNS yang tugas atau business trip ke Bandung wajib naik kereta sekarang sudah tidak ada lagi. Pindah ibu kota selesai deh faktor negara yang mendorong pegawainya untuk menggunakan kereta,” kata Faisal Basri dalam diskusi di Universitas Paramadina, Selasa (17/10).
Selain itu, ada pula rencana pemindahan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dari kota Bandung. Diberitakan sebelumnya, mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melontarkan wacana pemindahan ibu kota provinsi.
Dia mengusulkan tiga lokasi yaitu Walini, Kabupaten Bandung Barat; Tegalluar, Kabupaten Bandung; dan Segitiga Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka) sebagai calon pengganti Bandung. Ketiganya dipilih karena memiliki keunggulan infrastruktur dan konektivitas.
“Ibu Kota Jawa Barat pindah, ibu kota negara pindah, selesai sudah itu KCJB,” kata Faisal.
Faisal juga menilai banyak pilihan moda transportasi lain dari Jakarta menuju Bandung. Beberapa di antaranya: kereta api antarkota, bus, pesawat, travel dengan pemberhentian yang fleksibel, dan kendaraan pribadi yang dinilai lebih ekonomis jika melakukan perjalanan dengan keluarga untuk berlibur.
“Banyak pilihan mode, ini banyak juga ke Bandung. Travel fleksibel banget, semua point to point. Bandung juga bukan pusat bisnis, tapi pusat kuliner. Tapi kuliner kan tidak usah naik kereta cepat,” kata Faisal.