Sri Mulyani: Kalau AS 'Bersin', Seluruh Negara Tetangga Ketularan Flu

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lavinda
23/10/2023, 16.46 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kondisi perekonomian negara maju, terutama Amerika Serikat (AS), sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia, termasuk ekonomi Indonesia. 

Sri Mulyani mengatakan ketika bank sentral AS Federal Reserve mengumumkan akan menaikkan suku bunga kebijakan, tidak sedikit negara yang langsung terkena imbasnya. Hal ini pernah dialami Indonesia pada 2013 lalu, yakni ketika The Fed memperketat kebijakan moneter atau biasa disebut taper tantrum, ekonomi Indonesia ikut terseret melemah.

Saat ini, menurut Sri Mulyani, AS sedang menghadapi krisis ekonomi. Negara itu pun tidak memiliki ketua senator sehingga tidak bisa mengendalikan kondisi fiskal.

“Kalau negara seperti AS itu sedang bersin, seluruh tetangganya kena flu karena begitu dahsyatnya. Seperti Tiongkok sekarang lemah, semuanya siap-siap untuk kekurangan darah. Jadi kalau negara besar itu 'bersin', dampaknya ke seluruh dunia,” kata Sri Mulyani dalam acara Kuliah Umum: Kebijakan Fiskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global, Senin (23/10).

Selain itu, AS dan Cina juga juga terlibat perang dagang, sehingga bisa mengancam perekonomian dunia.

Saat ini, kondisi global masih dipengaruhi tekanan luar biasa dari ketegangan geopolitik, yakni dampak perang Ukraina dan Rusia maupun konflik Israel dan Hamas. Hal itu membuat harga minyak dunia melonjak hampir menyentuh level US$ 100 per barel.

Sri Mulyani mengatakan, dalam menghadapi berbagai ketidakpastian, peran pemerintah sangat ditentukan untuk menjaga perekonomian dalam negeri. Ia mengatakan saat pandemi sudah mulai berakhir, perekonomian Indonesia kembali pulih.

Bahkan, dia mengatakan Indonesia termasuk yang pulih paling cepat bersama India. Ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut. Pada kuartal kedua 2023, ekonomi bahkan tumbuh 5,17% secara tahunan.

“Ini bukan tentang kejutannya, tapi bagaimana negara mengatasi kejutan itu. Indonesia relatif bisa menjaga, Indonesia tidak hanya menjaga stabilitas tapi menciptakan pemerataan itu adalah cara untuk mengelola,” kata Sri Mulyani.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan Indonesia telah berhasil mengatasi tantangan besar akibat pandemi Covid 19 dengan hasil yang gemilang. Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat dan baik.

Tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 6,26% pada Februari 2021 menjadi 5,45% pada Februari 2023. Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36% pada Maret 2023, dari puncaknya di masa pandemi 10,19% pada September 2021.

Selain itu, angka kemiskinan ekstrem juga berhasil turun dari 2,04% pada Maret 2022 menjadi 1,12% pada Maret 2023. 

Reporter: Zahwa Madjid