Banjir Permintaan Kredit, Uang Beredar RI Tembus Rp 8.505,4 Triliun

ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/aww.
Sejumlah guru mengikuti pelatihan Cinta Bangga Paham (CBP) rupiah di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo di Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin (29/5/2023). Kegiatan yang diikuti oleh kepala sekolah dan guru tersebut bertujuan untuk mengenalkan CBP rupiah dan QRIS di kalangan sekolah mulai tingkat TK, SD dan SMP melalui guru yang menjadi tenaga pengajar dalam membentuk karakter dan pola pikir peserta didik.
27/11/2023, 16.11 WIB

Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar di Indonesia mencapai Rp 8.505,4 triliun, atau hanya tumbuh 3,4% yoy pada Oktober 2023.

Tak hanya secara tahunan, uang beredar juga tumbuh melambat pada bulan sebelumnya. Dibandingkan September 2023 lalu, uang yang beredar di Indonesia hanya tumbuh tipis 0,76% menjadi Rp 8.441,2 triliun.

Walau tumbuh tipis, peredaran uang secara nasional tetap naik. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang kuasi sebesar 7,8% yoy.

“Uang kuasi dengan pangsa 44,5% dari M2, tercatat sebesar Rp3.787,3 triliun, terutama dikontribusi oleh simpanan berjangka yang tumbuh 6,4% yoy pada Oktober 2023 setelah tumbuh 6,9% yoy pada September 2023,” ujar Erwin dalam keterangan resminya dikutip Senin (27/11).

Selain pertumbuhan uang kuasi, Erwin menyebut perkembangan uang beredar juga dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit di perbankan. Hal ini turut mendorong transaksi keuangan di masyarakat.

“Penyaluran kredit pada Oktober 2023 tumbuh 8,7% secara tahunan, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya" tambah Erwin.

BI juga mencatat uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 0,1% yoy pada Oktober 2023, melambat dari 4,1% pada September 2023. Erwin menyampaikan, bahwa perkembangan ini terutama disebabkan oleh perkembangan tabungan Rupiah dan dan giro Rupiah.

Tercatat tabungan Rupiah mencapai Rp 2.193,4 triliun pada Oktober 2023 atau tumbuh 2,2% yoy hingga Oktober 2023. Sementara uang kartal yang beredar di masyarakat pada Oktober 2023 mencapai Rp 863,1 triliun atau tumbuh 6,7% yoy.

"Adapun giro Rupiah turun sebesar 5,5% yoy, melambat dari pertumbuhan 6,9% yoy pada September 2023," terangnya.

Di sisi lain, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 4,9% yoy, setelah tumbuh sebesar 6,0% yoy pada bulan sebelumnya. Sementara tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus) turun sebesar 8,8% yoy, setelah tumbuh sebesar 13,2% yoy pada September 2023.

Reporter: Zahwa Madjid