Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan inflasi sebesar 0,38% pada November 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks harga konsumen naik dari sebelumnya 115,64 menjadi 116,08.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mengatakan secara tahunan, atau year-on-year (yoy) inflasi November 2023 naik 2,86% dan naik 2,19% sejak awal tahun atau secara year-to-date.
Penyumbang inflasi tertinggi pada November 2023 adalah makanan minuman dan tembakau sebesar dengan inflasi 1,23% dan andil 0,32%.
Komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil inflasi 0,16%, komoditas cabe rawit andil inflasi 0,08%, bawang merah dengan andil inflasi 0,03%, beras dengan andl inflasi 0,02%, gula pasir dengan andil inflasi 0,01% dan telur ayam ras 0,01%.
"Utamanya disebabkan oleh beberapa komoditas hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah yang ketiganya menyumbang andil inflasi sebesar 0,27%," ujar Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (1/12).
Selain itu terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil cukup signifikan terhadap kenaikan inflasi secara bulanan. Di antaranya tarif angkutan udaa dengan andil 0,04%, emas perhiasan memberikan andil 0,03%, dan tarif air minum dengan andil 0,01%.
"Sementara itu terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi bensin 0,04%, ikan segar dan daging ayam ras masing-masing menyumbang andil deflasi 0,01%," ujar Edy.
Secara umum dari 90 kota IHK terdapat 79 kota yang mengalmi inflasi. Adapun 36 kota di antaranya lebih tinggi dari inflasi nasional
Kota Bandar lampung menjadi kota yang mengalami inflasi terdalam sebesar 1,05%. Adapun komoditas yang menyumbang inflasi di Kota Bandar Lampung dalah cabai merah dengan andil inflasi 0,57%, cabai rawit inflasi 0,20%, bawang merah andil 0,07%, daging ayam ras 0,05%, tarif angkutan udara 0,03%, dan telur ayam ras 0,03%.