Cabai Masih Jadi Pemicu Inflasi November 2023, Ini Kata BPS

ANTARA FOTO/Siswowidodo/foc.
Pedagang menata cabai rawit di pasar sayur Caruban Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (23/10/2023). Menurut pedagang di pasar tersebut harga cabai rawit selama seminggu terakhir mengalami kenaikan setiap hari dari sebelumnya Rp40 ribu menjadi Rp64 ribu per kilogram.
1/12/2023, 13.08 WIB

Komoditas cabai masih menjadi pemicu inflasi di Indonesia pada November 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komoditas cabai merah sumbang inflasi 0,16% dan cabai rawit 0,08% secara bulanan pada November 2023.

Sementara secara tahunan, kedua komoditas tersebut memberi andil terhadap inflasi masing - masing sebesar 0,19% dan 0,10%. Artinya, baik secara bulanan maupun tahunan, kenaikan harga cabai berpengaruh besar terhadap kenaikan inflasi secara nasional. 

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengungkapkan tiga faktor yang menyebabkan komoditas cabai menjadi penyumbang inflasi terbesar. Pertama, karena cuaca yang tidak menentu akibat fenomena El Nino.

"Kemudian faktor pasokan yang kurang juga faktor kelancaran distribusi," kata Edy dalam konferensi BPS di Jakarta, Jumat (1/12).

Berdasarkan catatan BPS, inflasi cabai merah tertinggi terjadi di Kabupaten Bulukumba, Sulawei Selatan. Edy menduga, para petani di kabupaten tersebut menghadapi dampak serius dari musim kemarau akibat El Nino.

"Sementara di Sumenep tercatat inflasi cabai rawit tertinggi penyebabnya diduga setok yang menipis. Ini karena tidak lancarnya pasokan cabai rawit di Sumenep," tambahnya.

Secara umum, BPS melaporkan peningkatan inflasi sebesar 0,38% pada November 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan indeks harga konsumen (IKH) naik dari sebelumnya 115,64 menjadi 116,08.

Inflasi pada November 2023 naik 2,86% dan 2,19% sejak awal tahun atau secara year-to-date (ytd). Penyumbang inflasi tertinggi pada November 2023 adalah makanan minuman dan tembakau masing - masing sebesar 1,23% dan 0,32%.

Kemudian komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil inflasi 0,16%, komoditas cabe rawit 0,08%, bawang merah 0,03%, beras 0,02%, gula pasir 0,01% dan telur ayam ras 0,01%.

"Utamanya disebabkan oleh beberapa komoditas hortikultura seperti cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah yang ketiganya menyumbang andil inflasi sebesar 0,27%," tuturnya. 

Selain itu, terdapat beberapa komoditas yang memberikan andil cukup signifikan terhadap kenaikan inflasi secara bulanan. Di antaranya tarif angkutan udara dengan andil 0,04%, emas perhiasan 0,03%, dan tarif air minum 0,01%.

"Sementara itu, terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi bensin 0,04%, ikan segar dan daging ayam ras masing-masing menyumbang andil deflasi 0,01%," ujar Edy.

Reporter: Ferrika Lukmana Sari