Bursa Wall Street Fluktuatif Dow Jones Cetak Rekor, Apa Penopangnya?

Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
29/1/2024, 07.00 WIB

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Jumat (26/1). Meskipun Indeks S&P 500 ditutup sedikit lebih rendah, tetapi mencatat keuntungan mingguan berkat data ekonomi terbaru. Hal itu memberikan gambaran positif tentang kondisi ekonomi AS. 

Sementara indeks pasar secara luas turun tipis 0,07% menjadi 4.890,97. Nasdaq Composite juga terkoreksi 0,36% menjadi 15.455,36, dipicu oleh penurunan pasca-laporan keuangan Intel.

Di sisi lain Dow Jones Industrial Average menunjukkan kebalikan tren dengan menguat 60,30 poin atau 0,16% mencapai 38.109,43 hingga mencetak rekor dengan level penutupan tertinggi sepanjang masa. Ketiga indeks utama saat ini terbang lebih dari 100% dari posisi terendah selama pandemi.

Meskipun sesi perdagangan pada hari Jumat bervariatif, indeks-indeks utama berhasil mencatatkan kemenangan selama sepekan. S&P 500 melesat sekitar 1,1%, sementara Nasdaq Composite yang didominasi oleh saham teknologi naik sekitar 0,9%. Indeks blue-chip Dow juga menguat sekitar 0,7%.

Kemenangan beruntun selama enam hari bagi S&P 500 dan Nasdaq terhenti akibat kerugian pada hari Jumat. Sebelumnya, hingga akhir sesi Kamis, indeks S&P 500 mencatat rekor tertinggi selama lima hari perdagangan berturut-turut hingga mencatat rekor terpanjang sejak November 2021.

Di samping itu, selama minggu ini saham didorong dari data ekonomi yang positif. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti bulan Desember sesuai dengan perkiraan ekonomi bulanan, meskipun sedikit di bawah ekspektasi tahunan. Data yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan pengukur inflasi yang disukai oleh Federal Reserve. 

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi

Seiring dengan hal tersebut, data PCE yang dirilis di akhir pekan datang usai data produk domestik bruto menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan pada kuartal keempat. Hal ini membuat investor berharap ekonomi telah terhindar dari resesi.

Adapun menurut Kepala Strategi di Spouting Rock Asset Management, Rhys Williams menyampaikan semua data ekonomi, baik PDB maupun PCE, menunjukkan hasil yang baik minggu ini. 

“Data tersebut menunjukkan bahwa kita mungkin masih berada dalam kondisi "Goldilocks", di mana ekonomi sedikit melemah tetapi tetap dalam tren positif,” kata Williams dikutip CNBC, Senin (29/1). 

Meskipun terjadi kenaikan, beberapa saham ternama mengalami tekanan jual minggu ini sebab laporan keuangan membatasi pertumbuhan. Misalnya, produsen chip Intel merosot hampir 12% setelah mengumumkan prospek fiskal kuartal pertama yang mengecewakan. 

Di sisi positif, American Express menguat lebih dari 7% setelah mengumumkan perkiraan pendapatan setahun penuh yang melebihi ekspektasi. Hal ini membantu mengurangi kerugian dari penurunan saham Intel pada indeks Dow.

Namun, saham Tesla, yang menjadi favorit investor ritel, mencatatkan minggu terburuknya sejak Oktober dengan ambles sebesar 13,6%. Saham ini merosot setelah produsen kendaraan listrik tersebut melaporkan pendapatan yang mengecewakan dan memberikan peringatan tentang potensi masalah pada 2024.




Reporter: Nur Hana Putri Nabila