Prabowo Jadi Presiden, Investor Was-Was Program Makan Siang Gratis

Katadata / Muhammad Fajar Riyandanu
Prabowo menggelar konferensi pers bersama elite Koalisi Indonesia Maju setelah ada pengumuman dari KPU, Rabu (20/3)
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Sorta Tobing
21/3/2024, 15.55 WIB

Investor internasional mulai menunjukkan kekhawatirannya terhadap performa surat utang atau obligasi Indonesia usai Prabowo Subianto terpilih menjadi presiden. Kekhawatiran ini dipicu rencana program pemberian makan siang gratis Prabowo yang ditaksir memakan anggaran negara Rp 460 triliun.

Angka tersebut lebih besar dari seluruh defisit anggaran 2023 yang mencapai Rp 347,6 triliun atau 1,65% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sebanyak US$ 1,1 miliar modal asing telah menarik dana dari obligasi Indonesia sejak pemungutan suara ditutup pada 14 Februari.

Kondisi ini berbeda dengan negara tetangga. Korea Selatan dan India justru mengalami arus masuk modal asing. Sedangkan Thailand mencatat arus keluar hanya sebesar US$ 502 juta pada periode yang sama. 

Ahli strategi Goldman Sachs Danny Suwarnapati dalam catatannya mengatakan investor telah menyatakan kekhawatirannya atas potensi pelonggaran fiskal oleh pemerintahan baru. “Karena mereka menjanjikan program makan siang gratis selama kampanye tanpa rincian tentang bagaimana hal itu akan dibiayai,” tulis Danny dikutip dari Bloomberg, Kamis (21/3).

Direktur pelaksana negara-negara berkembang strategi makro di GlobalData TS Lombard Jon Harrison berpendapat pemerintah perlu memperhatikan agar setiap ekspansi fiskal dilakukan dengan cara yang berkelanjutan. “Jadi kami memperhatikan janji belanja negara dengan hati-hati,” kata Harrison.

Investor Menunggu Pengganti Sri Mulyani

Kekhawatiran konsolidasi fiskal dapat memicu imbal hasil rupiah yang lebih tinggi. Kondisi ini dapat meningkatkan biaya pendanaan bagi pemerintah Indonesia.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada minggu ini. Begitu pula dengan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), dan para investor masih mencari petunjuk mengenai langkah bank sentral di masa depan.

Di bawah kepemimpinan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, defisit anggaran pasca-pandemi secara konsisten melampaui target awal.

Namun, dengan adanya program makan siang gratis, Sri Mulyani memperkirakan defisit fiskal dapat melebar menjadi 2,45% hingga 2,80% dari produk domestik bruto (PDB) pada 2025. Bandingkan dengan target tahun ini sebesar 2,29%.

Investor juga akan mencermati pengumuman susunan kabinet terkait spekulasi pergantian Sri Mulyani. “Ia kredibel dan dihormati oleh pasar, jadi ada standar tinggi untuk penggantinya,” ujar Harrison.

Dalam pemberitaan Bloomberg sebelumnya, Prabowo dikabarkan mengincar mantan bankir untuk posisi menteri keuangan pada pemerintahan barunya. Ia juga mencari teknokrat yang dapat mengamankan anggaran negara untuk menepati janji janji kampanyenya.

Prabowo sedang mempertimbangkan empat nama untuk posisi itu. Keempat kandidat potensialnya adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK)Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Royke Tumilaar.

Reporter: Zahwa Madjid