Biaya Perawatan Pribadi Naik Saat Ramadan, BPS: Beri Andil Inflasi

Katadata
Badan Pusat Statistik (BPS)
1/4/2024, 15.19 WIB

Penduduk Indonesia makin banyak keluarkan biaya perawatan pribadi selama bulan ramadan 2024. Hal ini turut memicu kenaikan harga atau inflasi secara nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi dari konsumsi atau pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya mencapai 3,56% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024. Nilai berkontribusi 0,22% terhadap andil inflasi nasional.

Sehingga terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,46 pada Maret 2023 menjadi 107,14 pada Maret 2024. IHK merupakan indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga dalam kurun waktu tertentu.

Sementara secara bulanan, kelompok perawatan pribadi mencatatkan inflasi 0,04% secara bulanan (mtm) pada Maret 2024. Nilai itu naik dibandingkan Maret 2023 di level 0,02%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, bahwa terdapat perubahan pola konsumsi masyarakat selama ramadan 2024. Salah satunya karena makin banyak masyarakat yang mengeluarkan biaya perawatan pribadi.

Biasanya, kelompok yang paling banyak memberikan andil inflasi terbesar pada momen ramadan dan lebaran adalah kelompok makanan, minumanan, tembakau dan transportasi.

“Kendati demikian, pada tahun ini kelompok yang memberikan andil inflasi selain makanan minuman dan tembakau, adalah perawatan pribadi dan lainnya dengan andil inflasi 0,04%," ujar Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/4).

Namun Amalia tidak mengungkapkan apa saja kelompok perawatan pribadi dalam hitungan BPS tersebut. Yang jelas, komponen perawatan pribadi turut mendorong kenaikan inflasi para ramadan kali ini.

Ayam dan Cabai Jadi Penyumbang Inflasi Terbesar

Kenaikan harga sejumlah komoditas telah mendorong lonjakan inflasi selama bulan ramadan. BPS mencatat laju inflasi nasional naik 0,52% mtm dan 3,05% yoy pada Maret 2024.

Peningkatan inflasi tersebut turut mendorong kenaikan indeks harga konsumen atau IHK. Secara bulanan, IHK meningkat dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Amalia mengatakan, kenaikan inflasi pada bulan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya maupun pada periode yang sama tahun lalu.

Kelompok penyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman tembakau dengan laju inflasi mencapai 1,42% dan memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,41% pada Maret 2024.

Dari kelompok makanan, ayam ras menyumbang andil inflasi 0,09%, daging ayam ras memberikan andil 0,09%, beras 0,09 %, cabe rawit 0,02%, serta bawang putih memberikan andil 0,02%.

“Pada kelompok makanan, minuman dan tembakau juga terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain cabe merah dan tomat masing-masing 0,02%,” ujar Amalia. 

Sementara inflasi menurut komponen pada Maret 2024 mencapai 0,25% secara bulanan. Komponen inti mencatat inflasi 0,23% dengan andil inflasi sebesar 0,15% dan komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan minyak goreng dan nasi dengan lauk.

Sementara komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,08% dengan andil inflasi sebesar 0,01% dan komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah sigaret kretek mesin.

Adapun komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,16% dengan andil inflasi sebesar 0,36%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah.

Reporter: Zahwa Madjid