Harga Emas Antam Melonjak Jadi Rp 1,29 Juta/Gram, Ini Prospek ke Depan
Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) melonjak sebesar Rp20.000 menjadi Rp1.299.000 per gram, dikutip dari laman Logam Mulia, Sabtu pagi (6/4),
Sebelumnya, harga emas batangan berada di posisi Rp1.279.000 per gram pada Jumat (5/4/2024). Harga jual kembali (buyback) emas batangan pada Sabtu, sebesar Rp1.190.000 per gram.
Berikut harga pecahan emas batangan yang tercatat di Logam Mulia Antam pada Sabtu (6/4):
- Harga emas 0,5 gram: Rp699.500
- Harga emas 1 gram: Rp1.299.000
- Harga emas 2 gram: Rp2.538.000
- Harga emas 3 gram: Rp3.782.000
- Harga emas 5 gram: Rp6.270.000
- Harga emas 10 gram: Rp12.485.000
- Harga emas 25 gram: Rp31.087.000
- Harga emas 50 gram: Rp62.095.000
- Harga emas 100 gram: Rp124.112.000
- Harga emas 250 gram: Rp310.015.000
- Harga emas 500 gram: Rp619.820.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp1.239.600.000.
Transaksi harga jual dikenakan potongan pajak, sesuai dengan PMK No. 34/PMK.10/2017. Penjualan kembali emas batangan ke PT Antam Tbk dengan nominal lebih dari Rp10 juta, dikenakan PPh 22 sebesar 1,5 persen untuk pemegang NPWP dan 3 persen untuk non-NPWP. PPh 22 atas transaksi buyback dipotong langsung dari total nilai buyback.
Potongan pajak harga beli emas sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017, pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,45 persen untuk pemegang NPWP dan 0,9 persen untuk non-NPWP. Setiap pembelian emas batangan disertai dengan bukti potong PPh 22.
Bagaiman Prospeknya ke Depan?
Tren menanjak harga emas di Indonesia dimulai pada pekan kedua Februari, dari level Rp 1.114.000 per gram. Namun lonjakan harga yang signifikan dimulai pada awal Maret hingga saat ini.
Sementara harga emas dunia pada awal April mencatatkan rekor tertinggi baru di level US$ 2.265 per ons.
Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyebut lonjakan harga logam mulia salah satunya dipengaruhi oleh situasi di Timur Tengah, ketegangan antara Israel dan Hamas, serta serangan Israel terhadap kedutaan besar Iran di Suriah yang menewaskan dua jenderal.
Dia menilai investor khawatir akan terjadinya perang besar di Israel, terutama jika Iran menyerang secara terbuka. “Ini yang membuat harga emas dunia dan logam mulia terus mengalami kenaikan dan kenaikannya cukup signifikan,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (3/4).
Adapun untuk proyeksi akhir tahun, dia memperkirakan harga emas tetap tinggi, terutama seiring penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, sebesar 75 basis poin (bps).
Untuk proyeksi 2025, Ibrahim memperkirakan harga masih berpotensi cukup tinggi meski situasi di Timur Tengah kemungkinan sudah mereda.
“Tensi di timur tengah kemungkinan besar itu sudah menurun sudah tidak ada sehingga harga emas itu masih akan tetap stabil kemungkinan besar adalah di level US$ 2.250, US$ 2.030 ya sampai di level US$ 2.320,” ujarnya.
Sementara itu pengamat emas Ariston Tjendra mengatakan bahwa pergerakan harga emas Antam hari ini mengambil acuan dari pergerakan harga emas internasional atau Loco London yang dihargai dalam dolar AS.
Kemudian kenaikan harga emas internasional berkaitan dengan potensi pemangkasan suku bunga acuan the Fed tahun ini dan juga tingginya ketegangan geopolitik.
“Pemangkasan suku bunga acuan AS akan menurunkan tingkat imbal hasil aset dollar AS dan membuat aset emas lebih menarik untuk dikoleksi,” ujarnya dihubungi secara terpisah.
Ariston menilai konflik global mendorong pelaku pasar untuk mencari aset yang lebih aman seperti emas. Hal itu karena konflik tersebut bisa memicu gangguan ke perekonomian dan menurunkan harga aset-aset yang lebih berisiko.
Ia juga mengklaim kedua faktor di atas masih akan bertahan hingga akhir tahun ini dan menjadi katalis untuk kenaikan harga emas tahun ini. Pelemahan rupiah terhadap dolar AS, kata Ariston, juga menambah kenaikan harga emas logam mulia dalam rupiah.
Di samping itu, Ariston menilai di tengah tren kenaikan harga emas, investor yang ingin membeli emas logam mulia sebagai investasi harus memiliki visi investasi jangka panjang. Hal itu karena spread harga pembelian kembali dan harga beli yang cukup lebar.
“Atau investor bisa menunggu membeli emas ketika harga emas terkoreksi dalam atau ketika situasi perekonomian membaik dengan kenaikan harga saham,” kata dia.