Inflasi pada April diperkirakan menurun secara bulanan atau month to month (mtm) maupun tahunan alias year on year (yoy). Hal ini karena harga sebagian bahan pangan turun berkat musim panen.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan, laju inflasi bulanan April 0,27% mtm atau turun dibandingkan Maret 0,52%. Penurunan terutama didorong oleh harga makanan yang menurun.
“Musim panen pada April cenderung dapat mengimbangi dampak dari tingginya permintaan saat Lebaran,” ujar Josua dalam keterangan pers, dikutip Kamis (2/5).
Ia mencatat, harga sejumlah komoditas pangan turun pada April, seperti beras, telur ayam, cabai merah, dan cabai rawit. Ada juga bahan pangan yang harganya meningkat, seperti daging ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan minyak goreng.
Sementara itu, inflasi secara tahunan diprediksi turun sedikit dari 3,05% yoy pada Maret menjadi 3,02%. “Utamanya disebabkan oleh inflasi harga bergejolak yang lebih rendah, karena penurunan inflasi bahan makanan,” ujarnya.
Josua memproyeksikan, inflasi inti tahunan naik dari 1,77% yoy menjadi 1,82% pada April. Hal ini didorong oleh peningkatan permintaan bahan pangan selama periode Lebaran, kenaikan harga emas, dan inflasi impor karena pelemahan rupiah.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan, inflasi tahunan April 3% yoy, inflasi inti tahunan 1,78% yoy, dan inflasi bulanan 0,25%. Senada dengan Josua, menurutnya harga bahan pangan sudah menurun.
“Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh meningkatnya pasokan beras pada musim panen raya, melemahnya permintaan pasca-libur Idul Fitri, serta realisasi impor beras oleh pemerintah,” ujarnya.
Meski begitu, ia mencatat harga komoditas seperti bawang merah dan gula pasir masih naik.