Nilai tukar rupiah melemah ke level Rp 16.200 per dolar AS di tengah berita mundurnya Joe Biden dari bursa pemilihan presiden atau Pilpres Amerika Serikat. Namun demikian, BI meyakini dampak hasil pilpres AS tak akan signifikan menekan rupiah sekalipun Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS.
Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter & Aset Sekuritas (DPMA) BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, banyak yang memang berspekulasi terkait potensi kemenangan Presiden AS Donald Trump yang dapat terulang. Saat kemenangan Trump, menurut dia, indeks dolar AS menang naik dari level 97 ke 101-102.
Indeks dolar adalah ukuran nilai dolar AS relatif terhadap sekeranjang mata uang asing. Indeks dolar AS yang naik dapat menekan mata uang negara lain, termasuk rupiah.
"Apakah saat kemenangan Trump nanti dapat membuat indeks dolar AS naik seperti saat itu? Ini banyak membuat orang tak yakin," ujar Denny dalam Editor's Briefing Bank Indonesia di Sumba Timur, Senin (22/7).
Ia menjelaskan, indeks dolar AS melesat saat kemenangan pertama Trump karena pasar semula memprediksi Konglomerat ini tak akan memenangkan Pilpres. Hal tersebut mengagetkan pasar sehingga dolar AS melemah cukup signifikan.
"Ini tidak akan terutang karena banyak yang sudah memperkirakan Trump akan menang. Jadi kami meyakini kebijakan The Fed akan lebih besar ke pasar keuangan dibandingkan Pilpres AS," kata dia.
Potensi Rupiah Menguat Sangat Terbuka
Denny melihat potensi rupiah untuk menguat ke depan sangat terbuka, terutama pada tahun depan. Apalagi, menurut dia, kenaikan suku bunga The Fed diyakini sudah mencapai puncaknya. Bunga The Fed diperkirakan turun pada tiga bulan terakhir tahun ini dan kembali menurunkan bunga 2-3 kali pada tahun depan.
"Suku bunga negara maju akan turun, terutama tahun depan. Eropa juga sudah menurunkan suku bunga. Periode ini yang kami lihat akan banyak terjadi," ujar Denny.
Dengan kondisi tersebut, menurut dia, akan ada arus masuk modal asing masuk ke Indonesia. Ia optimis hal tersebut akan terjadi karena kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang bagus.
"Kalau negara lain yang tidak punya fundamental ekonomi seperti Indonesia belum tentu," ujarnya.
Berdasarkan catatan BI, rupiah sepanjang tahun ini melemah 4,81% terhadap Dolar AS. Sementara negara emerging market dan Asia lainnya melemah lebih signifikan. Peso Filipina melemah 5,38%, Baht Thailand melemah 5,36%, won Korea Selatan 6,39%, sedangkan lira Turki melemah 11,06% dan Real Brasil melemah 12%.
Kans Kemenangan Trump usai Joe Biden Mundur
Trump dalam pernyataannya usai Joe Biden mundur sebagai calon presiden Amerika Serikat semakin yakin dapat memenangkan Pilpres AS. "Harris akan lebih mudah dikalahkan daripada Joe Biden," kata Trump dikutip dari Reuters, Senin (22/7).
Trump juga mempertanyakan kemampuan Biden untuk melanjutkan kepemimpinannya hingga awal tahun depan. Sebagai informasi, masa jabatan Biden akan berakhir pada Januari 2025. "Tidak layak mencalonkan diri sebagai Presiden, dan tentu saja tidak layak untuk menjabat," kata Trump dalam akun sosial medianya yakni Truth Social.
Biden mundur dari pencalonannya pada Minggu (21/7) setelah Partai Demokrat kehilangan kepercayaan untuk mengalahkan Trump. Politisi berusia 81 tahun itu lalu mendukung Kamala Harris untuk menggantikannya sebagai kandidat.