Jokowi Rancang Belanja Negara untuk Prabowo Rp 3.613 T, Terbesar dalam Sejarah

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/app/tom.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato keterangan pemerintah atas RUU tentang APBN Tahun aNGGARAN 2025 beserta Nota Keuangannya dalam Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2024—2025 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Penulis: Agustiyanti
16/8/2024, 15.23 WIB

Presiden Joko Widodo merancang belanja negara mencapai Rp 3.613,1 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2024, tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto. Rencana belanja negara tersebut naik  8,6% dibandingkan APBN 2024 Rp 3.325 triliun dan merupakan yang terbesar sepanjang sejarah. 

"Belanja Negara direncanakan sebesar Rp 3.613,1 triliun yang terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.693,2 triliun, serta transfer ke daerah sebesar Rp 919,9 triliun," ujar Jokowi dalam pidato Nota Keuangan RAPBN 2025 di Gedung DPR, Jumat (16/8). 

Anggaran pendidikan yang mengambil porsi 20% dari belanja negara sesuai amanat undang-undang dipatok Rp 722,6 triliun. Anggaran ini akan mencakup peningkatan gizi anak sekolah, renovasi sekolah, dan pengembangan sekolah unggulan. Anggaran pendidikan juga  dapat digunakan untuk perluasan program beasiswa, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, serta untuk pengembangan riset.

Jokowi juga masih mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk perlindungan sosial mencapai Rp 504,7 triliun. Anggran ini untuk mengurangi beban masyarakat miskin dan rentan, dan mengakselerasi pengentasan kemiskinan, yang dilakukan dengan lebih tepat sasaran, efektif dan efisien.

Anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp 197,8 triliun atau 5,5% dari belanja negara. Anggaran tersebut ditujukan untuk peningkatan kualitas dan keterjangkauan layanan, percepatan penurunan stunting dan penyakit menular seperti TBC, serta penyediaan pemeriksaan kesehatan gratis.  

Kemudian anggaran ketahanan pangan direncanakan sebesar Rp 124,4 triliun yang diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas, menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan, perbaikan rantai distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan akses pembiayaan bagi petani.

"Pembangunan infrastruktur dianggarkan sebesar Rp400,3 triliun. Anggaran tersebut terutama untuk infrastruktur pendidikan dan kesehatan, infrastruktur konektivitas, infrastruktur pangan dan energi, serta keberlanjutan pembangunan IKN," kata dia. 

Pemerintah juga mengalokasikan anggaran transfer ke daerah direncanakan sebesar Rp 919,9 triliun untuk meningkatkan sinergi kebijakan fiskal pusat dan daerah, harmonisasi belanja pusat dan daerah, serta mengurangi kesenjangan antar- daerah dan memperkokoh kerjasama antar-daerah. 

Pendapatan Negara dan Defisit Anggaran RAPBN 2025

Jokowi juga merancang  pendapatan negara pada tahun 2025 dirancang Rp 2.996,9 triliun. Ini terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak Rp505,4 triliun.

"Defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53% terhadap PDB atau Rp 616,2 triliun," kata dia. 

Rancangan belanja, pendapatan, dan defisit anggaran negara tersebut dibuat berdasarkan asumsi makro yang dirancang sebagai berikut: 

Asumsi Makro 
Pertumbuhan Ekonomi5,2%
Inflasi2,5%
Nilai Tukar Rupiah16.100/dolar AS
ICPUS$ 82/barel
Suku Bunga SBN 10 Tahun7,1%

RAPBN 2025 yang disusun diharapkan dapat mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, mencakup penurunan kemiskinan dan tingkat pengangguran, sebagai berikut:

Tingkat Pengangguran4,5%-5%
Angka Kemiskinan7%-8%
Rasio Gini0,379-0,382
Indeks Modal Manusia0,56
Nilai Tukar Petani115-120