Rupiah Berpotensi Menguat Lagi Hari Ini Setelah Polemik UU Pilkada Mereda

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/YU
Warga menunjukkan uang rupiah baru pecahan kecil yang telah ditukarkan dari mobil kas keliling Bank Indonesia (BI) di Pasar Pramuka, Jakarta, Senin (18/3/2024). Bank Indonesia (BI) menyiapkan 4.713 titik penukaran uang rupiah baru layak edar, untuk periode Ramadan dan Lebaran tahun 2024 yang juga menggandeng 16 bank untuk bekerja sama, dalam upaya memberikan layanan penukaran uang tunai.
23/8/2024, 09.57 WIB

Polemik Undang-undang Pilkada yang mereda dinilai bisa memberikan sentimen positif bagi penguatan rupiah hari ini. Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah bisa menguat lagi terhadap dolar AS pada Jumat hari ini (23/8), seiring dengan sudah selesainya masalah di DPR, . 

“Pasar masih bereskpektasi positif terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan AS yang menjadi dorongan rupiah menguat terhadap dolar AS sebelum ini,” kata Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (23/8). 

Ariston menjelaskan kondisi pagi ini, terlihat dolar AS melemah terhadap sebagian besar nilai tukar regional. Selain itu, malam ini pasar menantikan pernyataan dari Jerome Powell yang kemungkinan tidak banyak berubah dari sebelumnya. Pasar masih bereskspektasi bahwa The Fed akan mendukung pemangkasan suku bunga. 

“Peluang penguatan ke arah Rp 15.500 hingga Rp 15.530 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.659 per dolar AS hari ini,” ujar Ariston. 

Berdasarkan data Bloomberg hari ini pukul 09.15 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.656 per dolar AS. Level rupiah tersebut meningkat 56,0 poin atau sebesar 0,36%. 

Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C Perman,  juga memproyeksikan rupiah akan kembali menguat hari ini. “Semoga hari ini kembali terapresiasi ke Rp 15.520 per dolar AS hingga Rp 15.650 per dolar AS,” kata Fikri. 

Hal itu didukung dengan dibatalkannya UU Pilkada sehingga membuat kondisi politik di Indonesia tidak sepanas kemarin. Terdapat juga ekspektasi pernyataan Powell akan dovish pada malam malam ini dan membuat dolar AS melemah.

Di sisi lain, analis komoditas dan mata uang Lukman Leong memperkirakan rupiah hari ini masih berpotensi melemah terhadap dolar AS. Hal itu karena masih adanya tekanan data neraca transaksi berjalah yang menunjukkan defisit yang jauh lebih besar berturut-berturut dalam lima kuartal. 

Dari domestik, Lukman mengatakan situasi politik seputar polemik UU Pilkada sudah mereda. Hanya saja  masih meyisakan kekhawatiran dan ketidakpastian kedepannya. 

Sementara itu, investor juga masih menantikan pidato Powell dalam simposium dan mengantisipasi pernyataannya seputar potensi resesi AS. “Rupiah pergerakannya hari ini berada pada kisaran Rp 15.600 hingga Rp 15.700 per dolar AS,” kata Lukman. 

Reporter: Rahayu Subekti