Proyeksi Beras Surplus, Mentan Tak Akan Tambah Kuota Impor

ANTARA FOTO/Yudi Manar/foc.
Ilustrasi. Kuota volume impor beras sampai saat ini adalah 3,6 juta ton.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
26/8/2024, 16.44 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim, berhasil menjaga volume impor beras nasional tidak naik. Badan Pusat Statistik memproyeksikan rata-rata produksi beras per bulan pada Agustus-Oktober 2024 mencapai lebih dari 2,5 juta ton atau di atas volume konsumsi. 

Kuota volume impor beras sampai saat ini adalah 3,6 juta ton. Amran mengatakan, kebutuhan impor dapat naik menjadi hingga 7 juta ton jika proyeksi produksi Agustus-Oktober 2024 tak sesuai harapan.

"Saya awalnya mengatakan kuota impor harus disiapkan hingga 5 juta ton karena kami melihat di lapangan terlalu banyak masalah, yakni iklim El Nino ekstrem dan kemarau yang terjadi secara bersamaan," kata Amran dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (26/8).

Amran menyampaikan, kekeringan banyak terjadi di mayoritas pusat produksi, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ia menilai potensi tersebut dapat dihindari berkat tiga hal, yakni pompanisasi, pupuk bersubsidi, dan benih gratis.

Badan Pusat Statistik memproyeksikan neraca produksi beras Agustus-Oktober 2024 mencatatkan surplus 1,07 juta ton. Ia menyampaikan, proyeksi tersebut berpotensi menekan ketergantungan beras impor selama tiga bulan ke depan.

Proyeksi produksi beras per Agustus 2024 mencapai 2,84 juta ton atau tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sementara itu, produksi Oktober 2024 mencapai 2,59 juta ton menjadi yang tertinggi selama lima tahun terakhir.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan akan terus mengawasi realisasi produksi beras hingga Oktober 2024. Namun, Arief belum berencana menambah kuota impor beras dari posisi saat ini sejumlah 3,6 juta tahun.

Ia mendata, Perum Bulog saat ini telah merealisasikan kuota beras impor sekitar 2,7 juta ton. Ia menekankan, seluruh beras impor dikelola Bulog dan di luar jenis beras khusus maupun beras pecah.

Mayoritas negara asal beras yang diimpor Bulog adalah Vietnam dan Thailand. "Tidak mudah untuk mencari dan memasukkan beras impor saat ini," kata Arief.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengaku telah mendapatkan komitmen volume impor beras hingga akhir tahun. Total beras yang telah diimpor secara tahun berjalan sekitar 2 juta ton dari kuota impor beras 1,6 juta ton pada tahun ini.

Bayu mengatakan, impor beras tersebut mayoritas berasal dari Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Thailand. Dia juga mengaku telah mendapatkan komitmen impor beras dari Pakistan.

"Kalau butuh, tinggal ambil karena saya sudah punya stand by supplier. Belum ada tanda tangan kontrak jual-beli, tapi sudah ada komitmen," kata Bayu di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/6).


Reporter: Andi M. Arief